Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

PGRI Minta Subsidi Pulsa untuk Siswa Tak Mampu dan Guru Honorer Lebih Diutamakan

PGRI mengapresiasi rencana pemerintah dalam memberikan subsidi pulsa untuk kuota internet bagi siswa dan guru, hingga guru honorer.

28 Agustus 2020 | 18.01 WIB

Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Unifah Rosyidi saat sesi wawancara dengan TEMPO di Gedung Guru PGRI, Jakarta, Selasa, 11 Agustus 2020. TEMPO/M Taufan Rengganis
Perbesar
Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Unifah Rosyidi saat sesi wawancara dengan TEMPO di Gedung Guru PGRI, Jakarta, Selasa, 11 Agustus 2020. TEMPO/M Taufan Rengganis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI), Unifah Rosyidi menyambut baik dan mengapresiasi rencana pemerintah dalam memberikan subsidi pulsa untuk kuota internet bagi siswa dan guru, hingga guru honorer.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Unifah menyatakan PGRI termasuk yang mengusulkan dana POP (Program Organisasi Penggerak) lebih baik digunakan untuk membantu pembelian pulsa bagi guru, siswa, mahasiswa dan dosen.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

“Idealnya memang semua tapi ya sepertinya tidak mungkin, tidak cukup, oleh karena itu butuh kriteria” ujar Unifah kepada Tempo Jumat 28 Agustus 2008

Dalam pembuatan kriteria tersebut, Kemendikbud bisa bekerja sama dengan pemerintah daerah, akan terlihat mana yang sangat membutuhkan bantuan pulsa dari pemerintah, setelah diberikan pun perlu diawasi penggunaannya.

"Jangan sampai guru honorer baik sekolah swasta ataupun negeri yang selama ini mengisi kekurangan justru mereka yang tidak dapat” ujarnya.

Unifah menyatakan memberikan prioritas kepada yang paling membutuhkan terlebih dahulu, anak-anak yang tidak memiliki kemampuan membeli gawai ataupun membeli pulsa.

Ia mendorong agar pemerintah pusat dan daerah lebih memperhatikan guru, khususnya dalam hal ini guru honorer dan guru yang mengajar di daerah di daerah 3T (tertinggal, terluar, terdepan)

"Untuk siswa yang belajar secara daring juga harus diperhatikan kebutuhan dasar infrastruktur, seperti BTS, supaya yang tidak terjangkau juga mendapatkan bantuan pendidikan dari pemerintah untuk belajar yang lebih baik," katanya.

ALEXANDRA HELENA 

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus