Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta – Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan komitmen Indonesia untuk menjadi anggota kelompok ekonomi BRICS sebagai bagian dari strategi memperkuat ekonomi nasional. Kepala negara menyampaikan ini saat menghadiri Indonesia-Brazil Business Forum, yang digelar di Copacabana Palace, Rio de Janeiro, Brasil, pada Ahad, 17 November 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Prabowo menyampaikan dukungannya terhadap peran Brasil sebagai salah satu anggota kunci BRICS. "Saya telah mengirim Menteri Luar Negeri untuk menghadiri KTT BRICS di Kazan, hanya sehari setelah kabinet saya dilantik. Indonesia ingin bergabung dengan Brasil dan negara anggota BRICS lainnya," kata dia dikutip dari keterangan tertulis Sekretariat Presiden.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Keinginan Indonesia bergabung BRICS awalnya memang diungkap Menteri Luar Negeri Sugiono dalam pertemuan KTT BRICS Plus di Kazan, Rusia, pada 23-24 Oktober 2024. BRICS merupakan organisasi kerja sama ekonomi global yang awalnya dibentuk pada 2006 untuk memfokuskan perhatian pada peluang investasi di antara negara-negara anggotanya, yaitu Brazil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan.
Secara khusus di KTT BRICS plus di Kazan, Menteri Sugiono menekankan solidaritas dan komitmen terhadap perdamaian global dan menggaris-bawahi krisis yang berlangsung di Palestina dan Lebanon. Sugiono mengajukan beberapa langkah konkret untuk memperkuat kerjasama BRICS dan Global South.
"Bergabungnya Indonesia ke BRICS merupakan pengejawantahan politik luar negeri bebas aktif. Bukan berarti kita ikut kubu tertentu, melainkan kita berpartisipasi aktif di semua forum," kata Sugiono dalam keterangan resmi.
BRICS memang kerap mengundang negara-negara untuk bergabung ke dalam kelompoknya. Ekspansi keanggotaan blok ini terjadi pada saat kian tajamnya polarisasi geopolitik global.
Kelompok negara yang diundang untuk bergabung dengan BRICS sebagai "negara mitra”, selain Indonesia, yakni meliputi Turki, Aljazair, Belarus, Kuba, Bolivia, Malaysia, Uzbekistan, Kazakhstan, Thailand, Vietnam, Nigeria, dan Uganda. Pengumuman keanggotaan ini belum diresmikan saat KTT Kazan pada 23-24 Oktober lalu.
Sebagian besar dari negara-negara yang ingin bergabung dengan BRICS termotivasi oleh keinginan untuk menyamakan kedudukan global yang selama ini didominasi bias-bias kepentingan negara-negara Barat, yang dipimpin oleh Amerika Serikat.
Pertemuan Prabowo dengan kelompok bisnis Brasil
Presiden Prabowo menyoroti banyaknya kesamaan antara Indonesia dan Brasil, mulai dari sumber daya alam maupun visi strategis untuk masa depan. Jenderal TNI Purnawirawan ini menyampaikan bahwa Indonesia memiliki cadangan perikanan terbesar kedua atau ketiga di dunia, tetapi kekurangan 40.000 kapal penangkap ikan berkapasitas 150-300 GT.
Prabowo mengundang pelaku usaha Brasil untuk berinvestasi di sektor ini, sekaligus mendukung program hilirisasi sumber daya alam Indonesia. Selain energi, kerja sama ekonomi strategis seperti industri dan kemaritiman juga dibahas dalam pertemuan Prabowo bersama para pelaku usaha dari Indonesia dan Brasil .
"Kami bertekad menciptakan lingkungan bisnis yang positif (dan terbuka)," kata Prabowo di Copacabana Palace, Rio de Janeiro, Brasil, pada Ahad, 17 November 2024.