Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Ajakan Menjadi Relawan dari Jokowi

Presiden Jokowi mengajak masyarakat menjadi relawan penanganan wabah Covid-19. IDI menyatakan fungsi rumah sakit dan tenaga kesehatan sudah kolaps.

10 Juli 2021 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Warga bergotong royong membuat masakan untuk dibagikan di zona merah COVID-19 di Kelurahan Petogogan, Jakarta, 27 Juni 2021. TEMPO/Muhammad Hidayat

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Presiden Jokowi mengajak masyarakat menjadi relawan dalam menangani wabah Covid-19 yang semakin gawat.

  • Berbagai elemen masyarakat lebih dulu berjibaku menjadi relawan sebelum Presiden Jokowi memintanya.

  • Laju penularan wabah di Indonesia diprediksi terus meroket dalam sepuluh hari ke depan.

JAKARTA – Presiden Joko Widodo mengapresiasi solidaritas masyarakat untuk saling membantu di tengah memburuknya penularan wabah Covid-19 di Tanah Air. Presiden Jokowi mengajak berbagai komponen masyarakat, seperti mahasiswa, pengurus pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga, kader posyandu, serta para pemuda, menjadi relawan penanganan wabah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Saya ingin mengajak untuk bersama-sama bahu-membahu, bergotong-royong menjadi relawan dalam penanganan pandemi Covid-19 ini," kata Presiden Jokowi, kemarin. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Jokowi mengatakan para dokter, tenaga kesehatan, aparat sipil negara, jajaran Tentara Nasional Indonesia, dan Kepolisian Republik Indonesia telah bekerja keras menangani pandemi Covid-19 sejak Maret tahun lalu. Ia mengatakan penanganan wabah ini akan lebih baik ketika relawan dari berbagai komponen masyarakat ikut membantu. 

"Sehingga penanganan Covid-19 ini bisa kita tangani sebaik-baiknya," kata mantan Gubernur DKI Jakarta ini. 

Apresiasi Presiden Jokowi ini terlontar ketika berbagai elemen masyarakat bergerak membantu mengatasi pandemi. Mereka bergerak karena melihat kondisi penularan wabah semakin tak terkendali dan pemerintah terkesan tak sanggup mengatasinya. Bahkan sebagian besar rumah sakit rujukan sudah penuh, sehingga banyak orang yang terjangkit Covid-19 terpaksa menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing. 

Beberapa gerakan relawan yang terbentuk dari jaringan organisasi, di antaranya, adalah LaporCovid-19, KawalCovid19, Kitabisa.com, Jaringan Semua Murid Semua Guru, relawan perusahaan, yayasan nirlaba, dan perorangan. Mereka membangun gerakan seperti Sambatan Jogja, #WargaBantuWarga, atau #bantubernapas.

Laju penularan wabah di Indonesia semakin meroket dalam beberapa pekan terakhir. Kemarin, penambahan jumlah kasus di Tanah Air menembus angka 38.124 orang, sehingga jumlah kasus aktif Covid-19 hingga kemarin mencapai 367 ribu. Sedangkan total orang yang terjangkit virus ini secara nasional hingga kemarin mencapai 2,4 juta orang. 

Ketua Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia, Adib Khumaidi, mengatakan fungsi rumah sakit dan tenaga kesehatan sudah kolaps. Kondisi ini terjadi karena banyaknya tenaga kesehatan yang tertular Covid-19 hingga meninggal. Lalu terjadi kekurangan obat dan alat kesehatan yang ikut mempengaruhi pelayanan kepada pasien. 

Di samping itu, tenaga kesehatan yang meninggal karena terjangkit Covid-19 terus bertambah. Data terbaru relawan pemantau wabah, LaporCovid-19, menyebutkan tenaga kesehatan yang meninggal karena terjangkit virus hingga kemarin mencapai 1.183 orang. 

“Pada sembilan hari pertama Juli ini, sebanyak 86 tenaga kesehatan meninggal akibat Covid-19,” kata Amanda Tan, relawan LaporCovid-19.

Relawan membangun tenda barak di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito, Sleman, DI Yogyakarta, 27 Juni 2021 ANTARA/Hendra Nurdiyansyah

Kondisi instalasi gawat darurat (IGD) di banyak rumah sakit rujukan juga sudah penuh, sehingga tidak lagi menerima pasien. Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) Jawa Timur menyebutkan ada 13 rumah sakit di sana yang menutup sementara layanan IGD karena tak bisa menampung pasien. Ke-13 rumah sakit itu adalah Rumah Sakit Islam Ahmad Yani dan Jemursari, RS Royal, RS Wiyung Sejahtera, RS PHC, RS Adi Husada Undaan Wetan dan Kapasari, RS Premier, National Hospital, RS Al-Irsyad, RS Gotong Royong, RS Katolik St. Vincentius a Paulo (RKZ), serta RS William Booth. 

Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan rekor dalam tiga hari terakhir belum menunjukkan puncak kasus. Ia memperkirakan laju penularan Covid-19 bakal terus meningkat hingga 12 hari mendatang. 

"Ini masih akan terus naik dalam 10-12 hari ke depan," kata Luhut. 

Pakar epidemiologi dari Universitas Airlangga, Windhu Purnomo, mengatakan sangat wajar pemerintah membutuhkan relawan yang banyak dalam kondisi krisis seperti ini. Apalagi semakin banyak sumber daya manusia yang terinfeksi dan meninggal. "Selain itu, orang yang dilayani jauh lebih banyak daripada SDM yang melayani," kata Windhu. 

Menurut Windhu, banyaknya relawan yang muncul perlu diapresiasi. Ia mengatakan tidak mudah mendapatkan tenaga yang secara sukarela mau membantu dalam keadaan krisis. 

Ia mencontohkan, ada dinas kesehatan yang membutuhkan 165 tenaga perawat. Lowongan relawan itu dibuka secara umum kepada masyarakat. Setelah menunggu lama, ternyata hanya 15 orang yang mendaftar sebagai relawan penanganan Covid-19. "Bayangkan, enggak sampai terisi 10 persen. Mencari relawan itu tidak gampang," ujarnya. 

DEWI NURITA | MAYA AYU PUSPITASARI

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus