Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Setiap 13 Desember di Indonesia diperingati sebagai Hari Nusantara. Peringatan ini merujuk pada pencetusan Deklarasi Djuanda pada 13 Desember 1957 silam oleh Ir H. Djuanda Kartawidjaja.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dikutip dari situs Dinas Perhubungan Kabupaten Wonogiri, Djuanda lahir di Tasikmalaya, Jawa Barat pada 14 Januari 1911. Ia merupakan anak pertama dari pasangan Raden Kartawidjaja dan Nyi Monat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Terlahir dari keluarga yang cukup terpandang, Djuanda mengenyam pendidikan di tempat yang cukup bergengsi untuk masanya. Ia diketahui sempat bersekolah di Holland Inlandsche School atau HIS. Sekolah ini tidak lain juga merupakan tempat ayahnya, Raden Kartawidjaja, bekerja sebagai pengajar.
Setelah menyelesaikan pendidikan di HIS, Djuanda tercatat melanjutkan pendidikan ke Europeesche Lagere School atau ELS dan Hoogere Burgerschool te Bandoeng alias HBS serta berhasil lulus pada 1933. Saat ini, HBS lebih dikenal sebagai Institut Teknologi Bandung (ITB).
Baca: Sejarah 13 Desember: Deklarasi Djuanda, Begini Isi dan Tujuannya
Karier Djuanda Kartawidjaja di Pemerintahan
Djuanda Kartawidjaja sempat menjadi Menteri Perhubungan Republik Indonesia sebanyak dua periode. Periode pertama berlangsung dari 2 Oktober 1946 hingga 4 Agustus 1949.
Pada periode tersebut, Djuanda Kartawidjaja tercatat sebagai Menteri Perhubungan ke-3 RI setelah Abikoesno Tjokrosoejoso dan Ir Abdulkarim.
Kemudian, periode kedua Djuanda sebagai Menteri Perhubungan berlangsung pada 5 September 1950 hingga 30 Juli 1953. Sekitar empat tahun kemudian, tepatnya 9 April 1957, Djuanda terpilih sebagai Perdana Menteri Indonesia ke-10 menggantikan Ali Sastromiadjojo.
Selama dua tahun menjabat sebagai Perdana Menteri Indonesia, terobosan utama dari Djuanda yang paling terkenal adalah pencetusan Deklarasi Djuanda pada 13 Desember 1957. Pada dasarnya, deklarasi ini menegaskan bahwa laut-laut antarpulau di Indonesia merupakan bagian dari wilayah Indonesia sehingga membentuk satu kesatuan wilayah.
Berkat perjuangannya mencetuskan deklarasi tersebut, pada 1999, Presiden Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur mencanangkan tanggal 13 Desember sebagai Hari Nusantara. Kelak, peringatan ini diperkuat oleh oleh Presiden Megawati melalui Keputusan Presiden RI nomor 126 Tahun 2001 tentang Hari Nusantara.
Akhir Pengabdian Djuanda Kartawidjaja
Sekitar enam tahun usai mencetuskan Deklarasi Djuanda, Djuanda Kartawidjaja dikabarkan meninggal dunia pada 7 November 1963 di Jakarta akibat serangan jantung. Jenazahnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan atau TMP Kalibata.
Sebagai bentuk penghormatan atas peran dan kontribusi Djuanda terhadap kedaulatan geografis di Indonesia, Pemerintah Indonesia menetapkan Djuanda Kartawidjaja sebagai salah satu Pahlawan kemerdekaan nasional.
Saat ini, nama Djuanda Kartawidjaja mudah ditemui di sejumlah fasilitas umum, seperti Bandar Udara Juanda di Surabaya, Jawa Timur, Stasiun Kereta Api Juanda dan beberapa ruas jalan di Indonesia.
Nama Djuanda Kartawidjaja juga dapat ditemukan dalam pecahan uang 50.000 rupiah keluaran Bank Indonesia baik emisi 2016 maupun emisi 2022.
ACHMAD HANIF IMADUDDIN
Baca juga: Acara Puncak Hari Nusantara 2022 Dilaksanakan di Wakatobi, Begini Alasan Bahlil Lahadalia
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.