Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung - Kalangan dosen, mahasiswa, dan alumni merayakan 50 tahun perjalanan Program Studi Desain Komunikasi Visual di kampus Institut Teknologi Bandung (ITB), Sabtu, 4 Maret 2023. Peluncuran logo menandai dimulainya serangkaian kegiatan hingga September mendatang. “Program studi ini memiliki sejarah panjang kehadiran dan sumbangsihnya dalam dunia pendidikan desain di Indonesia,” kata ketua panitia, Triyadi Guntur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Desain Komunikasi Visual mempelajari konsep komunikasi dan ungkapan secara kreatif, juga teknik dan media dengan memanfaatkan elemen-elemen visual ataupun rupa untuk menyampaikan pesan. Tujuan informasi atau persuasi itu untuk mempengaruhi perilaku. Lulusannya harus bisa mengolah suatu pesan secara efektif, informatif, dan komunikatif.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB Andryanto Rikrik Kusmara mengatakan, Program Studi Desain Komunikasi Visual perlu mengembangkan wacana peran 50 tahun ke depan di Indonesia. Dalam kurun tiga tahun terakhir, telah berjalan jalur minat baru yaitu Narasi Visual Digital yang berbasis multimedia di kampus Jatinangor. “Ada yang menarik bahwa rekor pendaftar Desain Komunikasi Visual itu tertinggi di ITB,” katanya.
Jurusan itu dirintis sejak 1972 dengan berdirinya Studio Desain Grafis di ITB oleh seniman A.D. Pirous. Sebagai institusi pendidikan Desain Komunikasi Visual pertama di Indonesia, program studi di ITB ini ikut serta mendirikan beberapa institusi pendidikan sejenis. Kini, usia 50 tahun ingin dijadikan tonggak untuk memetakan kembali peran dan posisi Desain Komunikasi Visual ITB dalam medan sosial perkembangan pendidikan dan keilmuannya di Indonesia.
Menurut Triyadi, sejarah program studi Desain Komunikasi Visual ITB terbagi dalam beberapa periode. Berawal pada kurun 1942 hingga 1947 ketika para akademisi Belanda menggagas pendidikan seni rupa di ITB. Setelah masa peperangan, pada 1967 berdiri studio grafis, yang dilanjutkan dengan pembuatan kurikulum desain grafis pada 1973 berdasarkan estetika.
Pada periode berikutnya, komunikasi visual berdasarkan desain dan bisnis diterapkan sejak 1983 sampai 1993, lalu menjadi kurikulum peminatan dari 2003 sampai 2012. Sesuai minat dan keahlian, prospek kerja lulusannya seperti wirausaha atau pekerja lepas sebagai desainer grafis, illustrator, fotografer, animator, biro konsultan desain, biro iklan, rumah produksi, stasiun televisi, atau percetakan dan penerbitan.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.