Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Puan Maharani Soroti Sopan Santun Anak Muda: Jangan Semena-mena, Adab Ketimuran Dijaga

Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Puan Maharani mengaku miris melihat kurangnya adab dan sopan santun anak muda.

23 Januari 2024 | 07.15 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat atau DPR, Puan Maharani, menemui awak media di Kompleks Parlemen usai Rapat Paripurna Pembukaan Masa Persidangan III Tahun Sidang 2023-2024, pada Selasa, 16 Januari 2024. Tempo/ Adil Al Hasan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Puan Maharani mengaku miris melihat kurangnya adab dan sopan santun anak muda kepada yang lebih tua dalam debat keempat Pilpres 2024 yang diselenggarakan di Balai Sidang JCC Senayan, Jakarta, Ahad, 21 Januari 2024. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hal itu disampaikan Puan saat bertemu dengan kader dan anggota sayap partai PDI Perjuangan Sumenep di Islamic Center Bindara Saod Sumenep, Jawa Timur, Senin, 22 Januari 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Etika dan perilaku sopan santun anak muda kepada yang lebih tua itu penting sekali sebagai orang Indonesia. Jangan semena-mena, adab ketimuran di Indonesia harus tetap dijaga," kata Puan.

Adapun dalam debat keempat Pilpres 2024, calon wakil presiden nomor urut dua Gibran Rakabuming Raka menunjukkan gelagat yang dinilai tak sopan kepada calon wakil presiden nomor urut tiga, Mahfud Md. Gibran seolah menunjukkan kebingungan dengan gerakan celingak-celinguk sembari melihat Mahfud sambil mengatakan sedang mencari jawaban dari pertanyaan yang dia lontarkan ke Mahfud.

Menurut Puan yang merupakan cucu Bung Karno, saat di tempat kerja status dapat dibedakan dengan jabatan dan level tanpa memandang usia. Namun, bila berbicara struktural, semua harus dihormati tanpa memandang yang tua dan muda.

"Tapi hubungan antara yang tua dan muda secara pribadi atau personal, itu harus dihargai. Kalau nggak seperti itu, bukan Indonesia lagi," ujarnya.

Selain itu, Puan meminta kepada seluruh kader PDI Perjuangan agar tetap semangat menghadapi Pemilu 2024 yang pelaksanaannya menyisakan waktu 22 hari lagi. Dia menyatakan PDI Perjuangan akan tetap hebat meski ada isu mengenai loyalitas.

"Solid, bukan solid partai lain ya. Boleh warna seragam sama-sama merah, tapi beda lah. Kita berjuang bertahun-tahun, mengalami menang-kalah," ucap Puan.

Puan juga mengingatkan agar tidak terpengaruh dengan berbagai isu dan dinamika di lapangan. Termasuk apabila ada pihak lain yang mengklaim keberhasilan pemerintahan saat ini berkat bantuan sejumlah pihak.

"Di jalan banyak baliho yang mengklaim ‘Partai anu adalah Jokowi’, apa iya? 10 tahun bersama kita aja enggak dianggap keluarga. Ini baru sebentar udah ngaku paling dekat," tambahnya.

"Politik itu kawan bisa jadi lawan, lawan bisa jadi kawan. Tapi ya ojo ngono, etika itu ada," sambung dia.

Menurut Puan, politik adalah soal pengabdian. Ia menilai rakyat yang akan menilai bagaimana sosok tokoh pemimpin dari sikap dan keputusannya.

"Berpolitik itu pengabdian. Bapak ibu ada yang maksa tidak masuk PDIP? Tidak kan. Masuk sendiri, keluar juga sendiri. Jadi jangan takut, kita itu banyak tidak sendirian. Partai kita partai besar," tutur Puan disambut teriakan kader.

Sementara itu Ketua DPD PDIP Jatim Said Abdullah menegaskan Pulau Madura tidak kekeringan ‘merah’. Oleh karenanya, ia meminta kader untuk bekerja demi kemenangan Ganjar-Mahfud.

"Pilpres wajib menang. Kalau Pileg relatif aman. Pak Mahfud santri, Mas Ganjar santri. Pak Mahfud NU sebelum lahir, karena abahnya pasti NU, Ibunya pasti NU. Tidak ada yang meragukan ke-NU-an Pak Mahfud," tutur Said.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus