Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nusa

Ratusan Orang Tewas di Yogya Plaza Klender Saat Kerusuhan Mei 1998, Kronologi Penjarahan dan Kebakaran

Kilas balik kerusuhan Mei 1998 terjadi di Yogya Plaza Klender. Ratusan orang tewas terjebak dalam kebakaran di Yogya dept Store itu.

14 Mei 2024 | 19.05 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Kondisi Ruko Mall Klender, samping Citra Mall (dulu Plaza Yogya) yang dibiarkan apa adanya setelah kerusuhan dan kebakaran pada Mei 1998 di Klender, Jakarta Timur, 13 Mei 2016. Tempo/ Tane Hadiyantono

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ketika kerusuhan Mei 1998, sejumlah pusat perbelanjaan sekitar Jakarta dijarah dan dibakar massa. Tak terkecuali Yogya Plaza Klender atau nama lama dari Citra Mall di Jakarta Timur, pada Selasa, 14 Mei 1998. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Yogya Plaza Klender adalah salah satu tempat kerusuhan yang parah. Waktu itu, plaza ini menjadi sasaran perusakan, penjarahan dan pembakaran. Ratusan orang yang berada di dalamnya terperangkap dan terbakar hidup-hidup.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dilansir dari laman resmi Dinas Kebudayaan Jakarta, pada pukul 09.00 WIB terdapat instruksi untuk menutup plaza dan seluruh karyawan disuruh turun keluar gedung. Sekitar satu jam berselang, massa mulai berkumpul di sekitaran plaza, di antaranya adalah pelajar sekolah. 

Kemudian, sekitar pukul 12.00 WIB terjadi perkelahian pelajar di sekitar jalan I Gusti Ngurah Rai. Sekitar 30 orang pelajar masuk pemukiman, tetapi diusir warga. Mereka pun berlari ke arah Yogya Plaza.  

Ketika para pelajar itu sampai di persimpangan Yogya Plaza Klender, terlihat segerombolan orang berbadan besar dan berteriak, “Serang, serang!” Mendengar teriakan itu, para pelajar ini lari masuk ke arah Yogya Plaza. 

Sekitar pukul 13.00 WIB, ratusan orang mulai juga mulai mendatangi Yogya Plaza. Kelompok ini tidak diketahui asalnya dan bukan dari warga sekitar plaza. Mereka mulai menjarah barang dan menggunakan berbagai kendaraan untuk mengangkutnya. 

Mulai pukul 14.00 WIB, terlihat titik-titik api yang berasal dari baju yang dibakar oleh penjarah untuk menerangi gedung yang gelap karena mati listrik. Api pun mulai membesar dan menjalar ke seluruh area plaza. Melihat kobaran api dari dalam plaza, warga sekitar mencoba membantu untuk memadamkan api. 

Dari luar plaza, terlihat banyak orang melambaikan tangan untuk minta tolong dari lantai 4. Warga sekitar mencoba membuat tali tambang dari kain iklan film di bioskop plaza untuk diulurkan dengan bambu ke lantai 4. Sepanjang pukul 15.30 -17.30 WIB, banyak orang yang turun dari lantai 4 dengan menggunakan tambang tersebut. Dalam keadaan panik, banyak orang yang melompat ke bawah.

Pada pukul 17.00 WIB, plaza sudah terbakar parah. Beberapa warga yang mencoba mencari keluarga yang mungkin berada di dalam gedung ditahan oleh beberapa orang dan melarang mereka masuk. Api mulai padam sekitar pukul 21.30 WIB setelah hujan turun.

Keesokan harinya, pada Rabu, 15 Mei 2024, rombongan dari Palang Merah Indonesia (PMI) tiba di lokasi untuk membantu evakuasi dan membawa mayat ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Banyak korban ditemukan pingsan karena asap dan kemudian tewas terpanggang. Evakuasi di Plaza Sentral Klender, Jumat 15 Mei 1998, dimulai sejak pukul 07.30 WIB hingga pukul 17.00 WIB. Ada 118 jasad yang ditemukan hangus, versi lain menyebut 400 orang, versi lain menyebutkan korban jiwa hingga 488 orang.

Kisah Dede Saksi Mata

Hasanudin yang kerap dipanggil Dede, salah seorang korban selamat dari kejadian itu sempat menceritakan pengalamannya kepada Tempo. Di kawasan Klender itu, Dede melihat  sekelompok siswa Sekolah Teknik Menengah (STM) tengah bentrok dengan sekumpulan siswa SMA.

"Tak lama kemudian, ada suara provokasi, 'serbu saja Yogya, warga pada ke situ semua'," ujar Dede yang ditemui di rumahnya Kampung Jati Selatan, Jatinegara Kaum, Jakarta Timur, Sabtu 14 Mei 2016.

Setelah mendengar ajakan menjarah itu, warga berbondong-bondong masuk Yogya Plaza. Saat itu bangunan berlantai lima yang kini bernama Citra Mall Klender  merupakan pusat perbelanjaan terbesar di Jakarta Timur. Berbagai perlengkapan dan segala macam kebutuhan ada di sini.

"Ada bioskop dan diskotik juga di lantai atas," kata Dede.

Dede yang saat itu berusia 15 tahun kaget setibanya di Yogya Plaza sekitar pukul 15.00 WIB. "Orang ramai-ramai mengambil barang. Ada yang memakai troli, ada yang naik-turun membawa kulkas dan televisi," ujar Dede, saat itu. 

Setelah dua jam lebih berada di sana, Dede mendengar suara orang-orang berteriak ada asap. Ia juga mulai menyadari kebakaran, ruangan jadi gelap. "Orang-orang kalang kabut, ramai teriak minta tolong," ucap dia.

Dede sulit bergerak. Nafasnya tersengal-sengal. Sambil berteriak minta tolong, ia berdoa dalam hati. Ia bersyukur sempat minum es teh sebelum masuk Yogya Plaza. Mungkin itu yang membuatnya kuat di tengah asap dan api yang siap menjilat siapa saja di dalam bangunan itu.

Perlahan sandal jepit yang dikenakan Dede meleleh. Panas membekap seluruh ruangan di dalam sana. Beberapa orang dia lihat sudah meregang nyawa. Dede mengambil inisiatif menaiki punggung-punggung mayat yang sudah rebah itu."Saya mulai panik, stres. Takut kalau-kalau ada api," katanya.

Entah siapa, di tengah kepanikannya itu ada tangan yang menarik lengan Dede. Seperti dituntun, ia mengikuti orang itu hingga terlihat cahaya kecil di depan, dan terlihatlah jendela.

Setiba di jendela, Dede mendapati banyak orang berusaha turun. Ada yang berani loncat, namun menderita karena kakinya patah atau tertusuk besi taman.

Tetangga Dede yang menyemut di bawah menyiapkan pertolongan. "Abang saya juga ada di sana dan mengambil tali jemuran agar saya turun," katanya. Dede bukan orang pertama menggunakan tali itu, melainkan enam orang lain. Ia baru turun bersama 'rombongan' kedua.

Secara berturut-turut ada dua orang, Dede, lalu seorang lagi memeluk tali itu. "Tetapi copot di tengah-tengah, talinya lepas. Kaki saya patah ditibanin orang," ujarnya. Dua orang yang ditindih Dede meninggal.

Dede dibawa ke RS Persahabatan, Jakarta Timur. Di sana ia juga menemui banyak korban kebakaran Yogya Plaza. "Ramai, ada yang lukanya parah, ada yang menangis," ujarnya. Tangan kiri dekat sikunya mendapat sepuluh jahitan. Tulang pahanya dipasangi pen. Selama dua bulan Dede berada di rumah sakit. Biaya berobatnya memakai uang keluarga, senilai Rp 5 juta.

MICHELLE GABRIELA  | REZKI ALVIONITASARI

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus