Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua DPP Partai NasDem Willy Aditya merespons menguatnya sinyal reshuffle kabinet merah putih pemerintah Presiden Prabowo Subianto.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
NasDem sebelumnya sudah memutuskan tidak masuk dalam kabinet Merah Putih. Meski begitu, NasDem masuk dalam koalisi pendukung pemerintah, Koalisi Indonesia Maju (KIM) plus.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ditanya bila ditawarkan jabatan menteri, Willy tidak menjawab secara gamblang. Dia hanya mengatakan, Prabowo dan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh memiliki hubungan baik. "Kadang-kadang yang mesra itu justru yang begini. Teman tapi mesra ya," kata Willy di Hambalang, Jawa Barat, Jumat, 14 Februari 2025.
Sebagai teman, dia menambahkan, bahu Surya Paloh nyaman untuk disenderi oleh Prabowo. Namun, dia tidak menjelaskan maksud ungkapannya itu. "Bahunya Surya Paloh nyaman untuk bersender ya. NasDem teman tapi mesra aja lah sejauh ini," kata dia.
Kabar Presiden Prabowo Subianto bakal melakukan reshuffle para menterinya semakin menguat. Dalam pidato puncak peringatan Harlah ke-102 Nahdlatul Ulama (NU), Prabowo memperingatkan jajaran menteri dan kepala lembaga pemerintah bakal diganti jika tidak bekerja dengan benar.
“Rakyat menuntut pemerintah yang bersih dan benar, yang bekerja dengan benar. Jadi, saya ingin tegakkan itu. Kepentingan hanya untuk bangsa, rakyat, tidak ada kepentingan lain, yang tidak mau bekerja benar-benar untuk rakyat ya saya akan singkirkan,” kata Prabowo di Jakarta, Rabu, 5 Februari 2025.
Prabowo menegaskan dirinya tak akan menoleransi pejabat negara yang main-main. “Kami tidak akan ragu-ragu bertindak. 100 hari pertama ya. Saya sudah beri istilahnya peringatan berkali-kali. Sekarang, siapa yang bandel. Siapa yang dableg, siapa yang tidak mau ikut dengan aliran besar ini, dengan tuntutan rakyat, pemerintah yang bersih, itu saya akan tindak,” ujarnya.