Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Respons Tagar Kabur Aja Dulu, Pemerintah Bilang Bakal Buka Lapangan Pekerjaan yang Besar

Lodewijk Freidrich Paulus mengklaim bahwa pemerintah menyikapi tagar Kabur Aja Dulu dengan membuka lapangan pekerjaan.

25 Februari 2025 | 08.46 WIB

Wakil Menteri Koordinator Politik dan Keamanan Lodewijk Freiderick Paulus (kanan) dan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol Marthinus Hukom saat konferensi pers di Kantor BNN, Jakarta, 23 Desember 2024. TEMPO/M Taufan Rengganis
Perbesar
Wakil Menteri Koordinator Politik dan Keamanan Lodewijk Freiderick Paulus (kanan) dan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol Marthinus Hukom saat konferensi pers di Kantor BNN, Jakarta, 23 Desember 2024. TEMPO/M Taufan Rengganis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Koordinator bidang Politik dan Keamanan Lodewijk Freidrich Paulus mengklaim bahwa pemerintah menyikapi tagar Kabur Aja Dulu dengan membuka lapangan pekerjaan. Tagar Kabur Aja dulu belakangan ini ramai di media sosial sebagai bentuk kekecewaan kepada pemerintah,

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

"Tentunya sikap pemerintah dengan katakan kebijakan Pak Prabowo, bagaimana menciptakan lapangan pekerjaan sebesar-besarnya," kata Lodewijk usai rapat di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Politik dan Keamanan di Jakarta Pusat pada Senin, 24 Februari 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Politikus Partai Golkar ini mengatakan pemerintah telah menargetkan pertumbuhan ekonomi mencapai 8 persen. Oleh karena itu, salah satu upaya mendorong pertumbuhan itu adalah dengan membuka lapangan pekerjaan. “Apa makna 8 persen itu? 7 persen aja penyerapan tenaga kerja itu akan optimal. Apalagi 8 persen, karena 8 persen ini kita menuju kepada kita sebagai negara maju, nah intinya pertumbuhan ekonomi," kata Lodewijk.|

Klaim Lodewijk berbeda dengan fakta bahwa Indonesia menghadapi ancaman bencana pengangguran. Pengangguran lulusan perguruan tinggi (diploma, S-1, S-2, dan S-3) mencapai 42 persen dari 1,1 juta lulusan. Lalu pengangguran lulusan sekolah menengah atas, sekolah menengah kejuruan, dan madrasah aliyah berkisar 47 persen dari 6,31 juta lulusan (Badan Pusat Statistik atau BPS, 2023).

Selain itu, data memperlihatkan, dari 142,18 juta penduduk yang bekerja, terdapat 17,77 persen lulusan sekolah menengah pertama dan 36,54 persen penduduk berpendidikan sekolah dasar ke bawah. Dengan demikian, jumlah pekerja berpendidikan amat rendah (54,31 persen). Merekalah yang menopang kegiatan ekonomi Indonesia selama ini (BPS, 2024).

Kesenjangan sosial amat ekstrem. Jumlah penduduk miskin dan rentan miskin sangat tinggi – masing-masing mencapai 40,7 juta jiwa (14,36 persen) dan 69,2 juta jiwa (24,82 persen); hingga tingginya angka pengangguran terbuka yang mencapai 7,86 juta jiwa.

Tagar Kabur Aja Dulu berisi ajakan untuk bekerja di luar negeri. Fenomena ini menjadi bentuk kekecewaan anak muda yang melihat mahalnya pendidikan di Indonesia, tetapi lapangan pekerjaan minim. Salah satu isu yang memantik ramainya kampanye tersebut adalah kebijakan efisiensi anggaran besar-besaran oleh Presiden Prabowo Subianto.

Ekspresi kekecewaan itu diikuti dengan aksi Indonesia Gelap selama pekan kemarin. Kelompok sipil dan sejumlah elemen mahasiswa berunjuk rasa di sejumlah titik di tanah air, puncaknya pada Jumat, 21 Februari 2025.

Pilihan Editor:
Fakta-fakta soal Pertemuan Prabowo dengan Pemred Media

Daniel Ahmad Fajri

Daniel Ahmad Fajri

Bergabung dengan Tempo pada 2021. Kini reporter di kanal Nasional untuk meliput politik dan kebijakan pemerintah. Bertugas di Istana Kepresidenan pada 2023-2024. Meminati isu hubungan internasional, gaya hidup, dan musik. Anggota Aliansi Jurnalis Independen.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus