Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta-Pengamat politik Rocky Gerung menyebut buku terbaru Guru Besar Hukum Tata Negara Universitas Gadjah Mada, Denny Indrayana, sebagai kitab suci bagi warga negara yang kekurangan iman demokrasi. Menurut Rocky selama ini etika politik alpa di masyarakat dan buku terbaru Denny mencoba menghadirkannya kembali.
Buku karya Denny ke sepuluh yang berjudul Strategi Memenangkan Sengketa Pemilu di Mahkamah Konstitusi itu, menurut Rocky, tidak tepat bila hanya dipahami sebagai bimbingan teknis untuk memenangkan sengketa di MK saja. Mantan dosen Universitas Indonesia ini menangkap ada pesan dalam buku Denny yang sebetulnya mencoba untuk memenangkan demokrasi ketimbang hal pragmatis seperti halnya memenangkan sengketa di MK.
Baca: Soal Kitab Suci Fiksi, Rocky Gerung Penuhi Panggilan Polda Metro
"Jadi buku ini saya kira semacam kitab suci bagi mereka yang kekurangan iman demokrasi," ujar Rocky saat memberikan pandangannya terkait buku tersebut di Universitas Paramadina, Jakarta, Jumat 1 Februari 2019.
Ia menambahkan, sebagai kitab suci, buku Denny memang memiliki fungsi fiksi, sebagaimana kitab-kitab suci lainnya. Karena dapat membangkitkan harapan terhadap suatu capaian. Dalam kasus buku ini, kata dia, Denny mencoba menghadirkan harapan tentang suatu kondisi demokrasi yang ideal.
Karena menyebut soal fiksi dan kitab suci, Rocky pun berseloroh. "Saya berani ngomong di sini, karena gak mungkin kena delik, karena banyak profesor hukum di sini," ucap dia disertai gelak para penonton.
Simak: Demokrat Sebut Pemeriksaan Rocky Gerung karena Penguasa ...
Seperti diketahui, Rocky saat ini sedang dimintai klarifikasi atas pelaporan dengan tuduhan penistaan agama atas laporan Jack Boyd Lapian pada 16 April 2018 lalu. Ia dilaporkan atas pernyataannya yang menyebut "kitab suci adalah fiksi" di salah satu acara televisi swasta.
Dari pantauan Tempo selain Rocky Gerung , tokoh hukum lain yang hadir pada acara itu adalah mantan ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD, yang diundang sebagai keynote speaker. Selain itu hadir pula juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) paslon 02 Dhanil Anzar Simanjuntak, Titi Anggraini dari Perludem, dan Bivitri Susanti dari STIH Indonesia Jentera. Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) paslon 01, Arsul Sani, sebelumnya dijadwalkan hadir namun batal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini