Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Majelis Pertimbangan Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY menyinggung ihwal prajurit TNI yang masuk ke dunia politik praktis. Dia mengingatkan agar perwira militer yang ingin berpolitik untuk pensiun terlebih dahulu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Presiden ke-6 itu berujar bahwa ajaran itu sudah ada ketika dirinya masih aktif di militer. "Dalam semasa reformasi, TNI aktif itu tabu untuk memasuki dunia politik, politik praktis," katanya saat menyambut 38 perwakilan DDP partai di kediamannya, Cikeas, Bogor, Jawa Barat pada Ahad, 23 Februari 2025, dikutip dari siaran ulang YouTube Partai Demokrat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pilihan Editor:Respons Puan Maharani Soal Peluncuran Danantara
SBY bercerita kala itu masih menjadi Ketua Tim Reformasi ABRI. Dia mengatakan bahwa salah satu doktrin yang dikeluarkan perihal larangan jenderal aktif untuk berpolitik.
"Itu salah satu doktrin yang kami keluarkan dulu pada saat reformasi. Kalau mau berpolitik, pensiun," ucap SBY.
Menurut dia, doktrin itu sudah diterapkan oleh sejumlah perwira militer. Dia mencontohkan anaknya, Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY yang disyaratkan untuk pensiun dari kariernya sebagai TNI sebelum masuk politik.
"Ketua Umum AHY dan beberapa mantan perwira militer yang kariernya dulu cemerlang, tapi ketika pindah pengabdian dari dunia militer ke dunia pemerintahan atau politik, syaratnya harus mundur," ucap dia.
Adapun Partai Demokrat bersiap menggelar Kongres ke-VI pada 24-25 Februari 2025. Sehari sebelum kongres, sebanyak 38 DPD Partai Demokrat terlebih dahulu bertemu dengan Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono di kawasan Cipete, Jakarta Selatan.
Mereka menyatakan dukungannya agar AHY kembali menjabat sebagai Ketua Umum Partai Demokrat. Kemudian 38 perwakilan DPP partai itu menyambangi kediaman SBY di Cikeas untuk mendapatkan pengarahan sebelum kongres dimulai.