Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Sekarang silat dan nasi goreng

Wagub jakarta eddie nalapraya digantikan oleh brigjen mohamad basofi. banyak yang menangis pada acara perpisahannya. eddie akan lebih aktif mengurus ipsi dan akan menekuni masak-memasak.

26 Desember 1987 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DARI balik kaca matanya terlihat matanya berkaca-kaca. Eddie Marzuki Nalapraya betul-betul menangis ketika para pejabat Pemda DKI Jakarta menyalaminya, beberapa orang bahkan memeluknya. Itulah acara perpisahan, setelah acara serah terima jabatan wakil gubernur Sabtu pekan lalu di Gubernuran. "Saya memang tergetar, tapi bukan sedih. Saya bahagia karena rekan-rekan kerja melepas saya seperti ini," kata Eddie, yang menyerahkan jabatannya kepada Brigjen. Mohamad Basofi Soedirman. Tak lama setelah Wiyogo Atmodarminto menjabat Gubernur Jakarta, awal Oktober lalu, kabar penggantian para wagubnya sudah ramai diomongkan. DKI Jakarta punya tiga wagub yang membidangi Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan dipegang oleh Bun Yamin Ramto Kesejahteraan Rakyat dijabat oleh Anwar Ilmar dan Pemerintahan dan Ketertiban dipegang oleh Eddie Marzuki Nalapraya. Ketiga Wagub itu diangkat bersamaan tiga tahun lalu. Hal inilah yang kemudian menjadikan pertanyaan. Soalnya, penggantian ini berturutan dengan pernyataan Gubernur mengenai perlunya menegakkan kembali wibawa Pemda. Salah satu wujudnya adalah dibongkarnya bangunan tambahan berlantai tiga di Pasar Tanah Abang. Lalu mengapa justru Eddie yang lebih dulu turun? "Kalau saya yang diganti orang-orang sini tidak akan ambil pusing," -- orang sini maksudnya orang kalangan dalam Pemda. "Sebab, calon pengganti saya dari luar. Kalau mengganti Pak Bun dan Pak Ilmar memang agak lama. Bapak-bapak ini 'kan ingin jadi wagub semua," katanya sambil menyebut beberapa nama kepala bagian. Dengan kata lain, mencari pengganti Eddie lebih mudah daripada wagub yang lain. Lalu soal Tanah Abang? "Saya sendiri sudah bertanya langsung kepada Pak Gubernur. Gubernur bilang tidak. Ya, memang sebenarnya tidak, kok," kata Eddie, wagub yang aktif ketika terjadi kecelakaan kereta api terbesar dalam sejarah Indonesia di Bintaro itu. Memang, ketika Inspektorat Wilayah Provinsi DKI Jakarta, 30 November yang lalu, mengusut aparatnya dalam kasus Tanah Abang, tampaknya bukan instansi yang di bawah Eddie yang diperiksa. Adalah Dinas Tata Kota, Dinas Pengawas Pembangunan Kota, dan Perusahaan Daerah Pasar Jaya -- instansi-instansi yang berada di bawah koordinasi Wagub Bun Yamin Ramto -- yang disebut-sebut diusut. Kepada TEMPO, Bun sendiri mengaku telah diperiksa Itwilprov. Sementara itu, Mendagri Soepardjo Rustam, sehabis pelantikan, minta soal itu "Jangan diusut-usut lagi." Ada perasaan haru, ada juga kelegaan. Eddie, mayor jenderal purnawirawan, yang pada 1966 tergabung dalam Detasemen Kawal Pribadi Presiden kini merasa bisa lebih aktif mengurusi IPSI, organisasi pencak silat. "Saya tak perlu lagi bangun pukul tiga pagi kalau ada banjir, 'kan?" katanya. Sebagai pesilat andal, Eddie, 56 tahun tentunya mengurus IPSI merasa seperti mengurusi diri sendiri. Enam tahun lalu dia terpilih sebagai pucuk pimpinan IPSI. Dan berkat murid pendekar silat dari Rempoa -- yang adalah kakeknya sendiri -- ini silat resmi dipertandingkan di SEA Games Jakarta lalu. Adalah Eddie yang begitu gigih memperjuangkan pencak silat agar terdaftar sebagai cabang olah raga resmi dalam SEA Games, Jakarta. Dia malah mengirim pelatih ke Muangthai dan Brunai untuk melatih para atlet setempat. Karena dunia persilatan Indonesia sudah jauh lebih maju dibanding negara-negara tetangga. Demikian cintanya Eddie pada pencak silat, hingga ketika diminta ikut senam Waitankung bersama pegawai-pegawai Pemda lainnya oleh Gubernur Soeprapto, ia menolak. "Kita punya cara sendiri, kok untuk menyegarkan jasmani. Pencak silat itu," katanya. Adapun Wagub yang baru, Brigjen. Mohamad Basofi, putra Letjen. (Pur.) Soedirman -- tokoh Pendidikan Tinggi Dakwah Islam (PTDI) -- pernah menjadi Kasdam Bukit Barisan di Medan. Ia lulusan Akademi Militer Nasional pada 1966. O, ya, ada yang lain selain pencak, yang bakal kembali ditekuni Eddie Nalapraya yakni masak-memasak. Katanya, "Silakan datang ke rumah, nanti saya bikinkan nasi goreng."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus