Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Sesudah Saya Jelaskan, Keresahan... Sesudah Saya Jelaskan, Keresahan..

Wawancara tempo dengan Kasad Jenderal Rudini tentang pelaksanaan reorganisasi ABRI dan keresahan para perwira muda yang takut menganggur.

4 Mei 1985 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BEGITU reorganisasi ABRI mulai dilaksanakan, muncul "isu": timbul keresahan di kalangan perwira muda karena ada dugaan banyak yang akan "menganggur" akibat peluang jabatan yang menyempit. Sejauh mana hal itu benar? Kasad Jenderal Rudini, yang diwawaancarai A. Luqman dari TEMPO, menjelaskan masalah ini. Keresahan itu, kalaupun ada, disebabkan karena terlalu cepat mengambil kesimpulan. Mereka berpikir: tiga kodam dijadikan satu berarti ada dua kodam yang hapus. Padahal, pada satu kodam itu ada tujuh jabatan kolonel. Itu artinya tujuh kali dua sama dengan 14 kolonel. Kalau dari 16 kodam menjadi 10, itu artinya 6 x 7 = 42 kolonel. Terus brigade-brigade dihapus. Berapa kolonel lagi yang menganggur? Belum lagi letkolnya. Penghapusan centre-centre itu juga dihitung. Oh, akan terjadi pengangguran sekian ratus perwira menengah. Ini perhitungan anak kecil. Mereka melihat dan kemudian menghitung: tiga dikurangi dua tinggal satu. Jadi, dua yang menganggur. Padahal, itu tidak benar. Jumlah perwira menengah yang menganggur? Saya tidak bisa menyajikan data dan angka ke luar. Tetapi dalam peninjauan keliling, saya jelaskan itu pada mereka dan istri-istrinya. Dan keresahan itu hilang. Lewat angka-angka itu saya jelaskan bahwa sebetulnya, bila ditimjau secara persomil, klta malah kekurangan perwira menengah. Alasannya, karena perwira menengah yang akan pensiun tahun ini jumlahnya ratusan. Simpel saja. Perwira tinggi, teman-teman sebaya yang menjadi asisten saya, yang mau pensiun ada tujuh mayor jenderal. Itu 'kan berarti ada tujuh brigjen yang harus dinaikkan pangkatnya. Dan ada tujuh kolonel yang menggantikan brigjen. Dan pasti ada kolonel yang naik. Maka, setelah diteliti, kok tidak ada yang menganggur. Baru untuk angkatan darat saja, tidak ada yang menganggur. Belum lagi ABRI juga mint orang-orang angkatan darat. 'Kan di sana ada jabatan yang harus diisi. Mereka juga minta saya sediakan sekian kolonel. Itu belum lagi fungsi kedua (sosial-politik Red.). Kita 'kan harus mengisi fraksi ABRI, dan itu membutuhkan orang yang masih aktif. Lha untuk itu sudah berapa? Di pusat, di daerah tingkat 1, tingkat 11. Hitung saja sendiri. Ini yang tidak dipikir anak-anak muda itu. Jadi apa-apa kalau belum jelas sudah mengambil ke simpulan, bahaya. Bahayanya ya resah itu. Tetapi sesudah saya jelaskan, keresahan itu hilang. Juga tidak benar bahwa keresahan itu menjangkiti kalangan sipil berbagai departeme yang khawatir kalau tentara yang kehilangan jabatan akan menggantikan mereka. Tadi sudah saya katakan, untuk mengisi tubuh sendiri saja saya kekurangan. Sampai-sampai saya ketat sekali mengendalikan, kalau ada permintaan masyarakat yang meminta anggota saya menjadi bupatl, mlsalnya. Banyak permintaan gubernur untuk ini itu. Tapi nanti dulu, dong. Saya sendiri butuh mereka, karena begitu saya lepas, berarti selama lima tahun mereka tidak bisa dipakai angkatan darat. Saya lebih senang kalau permintaan itu tidak menunjuk orang. Misalnya mereka membutuhkan perwira menengah untuk jabatan ini. Nanti kita carikan. Jadi, tidak pernah ada dalam perencanaan untuk menempatkan orang itu di sini, orang itu di sana. Itu tidak pernah ada. Pimpinan angkatan darat tidak pernah melakukan itu. Ini saya jamin. Kalau mungkin, saya tidak ingin melepas anggota saya. Seskoad itu sekolah mahal dan orangnya pilihan. Juga Lemhanas itu pilihan. Lulusannya pintar, cerdas. Kok diminta. Payah. Tentang penciutan kodam. Pangdam yang kodamnya dilikuidasikan belum ada yang akan pensiun. Mereka akan ada yang mendapat jabatan di pusat. Ada juga yang di lembaga pendidikan. Sebab, pada prinsipnya, lembaga pendidikan masih perlu ditangani yang tua-tua. Maklum, untuk mendidik 'kan diperlukan jiwa yang lebih mantap. Dus, umur di atas 55 tahun. Akan ada penggeser-geseran. Itu jelas. Lho, kalau mayjen-mayjen itu pensiun, saya 'kan harus mencari brigjen-brigjen. Mestinya bekas pangdam yang brigjen naik menjadi mayjen. Dan mestinya ada yang pindah dari luar Jawa ke sini. Siapa? Saya tidak tahu. Biasa itu kalau orang menerka-nerka. Yang jelas, tahun depan, anak-anak muda akan lebih sering digeser untuk mengisi vakum.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus