Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

Berita Tempo Plus

Setelah Darah dan Air Mata Jatuh, Akankah Habibie Bertahan

Sidang Istimewa MPR untuk pertama kali ditandai begini banyak korban tewas. Mahasiswa belum mampu menembus MPR, tapi akankah mereka menyerah? Lalu apa yang harus dilakukan Habibie dengan hasil sidang "berdarah" itu?

16 November 1998 | 00.00 WIB

Setelah Darah dan Air Mata Jatuh, Akankah Habibie Bertahan
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Nila setetes soal kursi ABRI itu telah merusak susu sebelanga. Dan demonstrasi besar, yang telah marak sejak awal sidang, kian membesar, laksana api disiram bensin. Korban tewas jatuh di pihak mahasiswa, aparat keamanan, masyarakat, dan juga pasukan pengaman sidang partikelir--yang baru kali ini muncul di sidang. Jumlah korban masih simpang siur, tapi sampai Minggu malam sudah 13 korban tewas serta sekitar 50 orang luka berat dan ringan. Gadis cilik, Ayu, 5 tahun, harus menjalani operasi karena pelor bersarang di kepalanya, sedangkan Gigih, 8 tahun, juga harus menjalani pembedahan. Jelas, inilah sidang MPR yang paling berdarah sepanjang sejarah Republik Indonesia, sekaligus sidang yang paling banyak mendatangkan kritik, protes, dan hujatan.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus