Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Nila setetes soal kursi ABRI itu telah merusak susu sebelanga. Dan demonstrasi besar, yang telah marak sejak awal sidang, kian membesar, laksana api disiram bensin. Korban tewas jatuh di pihak mahasiswa, aparat keamanan, masyarakat, dan juga pasukan pengaman sidang partikelir--yang baru kali ini muncul di sidang. Jumlah korban masih simpang siur, tapi sampai Minggu malam sudah 13 korban tewas serta sekitar 50 orang luka berat dan ringan. Gadis cilik, Ayu, 5 tahun, harus menjalani operasi karena pelor bersarang di kepalanya, sedangkan Gigih, 8 tahun, juga harus menjalani pembedahan. Jelas, inilah sidang MPR yang paling berdarah sepanjang sejarah Republik Indonesia, sekaligus sidang yang paling banyak mendatangkan kritik, protes, dan hujatan.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo