Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Siswa Indonesia Raih Medali Emas pada Asian Physics Olympiad 2023 di Mongolia

Tim Olimpiade Fisika Indonesia meraih medali pada Asian Physics Olympiad (APhO) 2023 yang berlangsung di Ulaanbaatar, Mongolia pada 21 -29 Mei 2023.

30 Mei 2023 | 09.10 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Tim Olimpiade Fisika Indonesia untuk APhO 2023.Foto: Istimewa.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Tim Olimpiade Fisika Indonesia meraih medali pada Asian Physics Olympiad (APhO) 2023 yang berlangsung di Ulaanbaatar, Mongolia pada 21 -29 Mei 2023. Tim yang beranggotakan para siswa SMA ini berhasil meraih satu medali emas, satu medali perunggu dan honorable mention.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tim terdiri dari David Michael Indraputra yang berasal dari SMAK Penabur Gading Serpong, Tangerang. Dia berhasil meraih medali emas. Sedangkan John Howard Wijaya dari SMA Darma Yudha Pekanbaru berhasil meraih medali perunggu dan Fansen Candra Funata dari SMA Darma Yudha Pekanbaru mendapat honorable mention.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Adapun tim lainnya adalah Ahmad Nafi Ramadhan dari SMA Al Kahfi Kab Bogor, Jack Howard Wijaya dari SMA Darma Yudha Pekanbaru, Savero Lukianto Chandra dari SMA Fransiskus Bandar Lampung, Muhammad Arif Khalfani Ismail dari SMA Fatih Billingual School, Banda Aceh, dan Kaindra Rizq Sachio dari SMAN 3 Samarinda.

Di bawah koordinasi Ministry of Education and Science Mongolia, APhO tahun ini diselenggarakan oleh Mongolian Physical Society yang bekerja sama dengan Mongolian Academy of Sciences, the National University of Mongolia beserta beberapa institusi pendidikan tinggi dan menengah lainnya.

APhO tahun ini adalah yang pertama kali kembali diselenggarakan secara luring setelah pandemi Covid-19. Jumlah peserta meningkat cukup pesat dibanding APhO yang terakhir diselenggarakan secara luring pada 2019.

Pada 2019, peserta berasal dari 22 negara dengan jumlah 165 siswa. Sedangkan tahun ini peserta berasal dari 26 negara dengan 195 siswa. Peserta di antaranya berasal dari Australia, Bangladesh, China, Chinese Taipei, Filipina, Hong Kong, India, Israel, Jepang, Kazakhstan, Korea Selatan, Kirgistan, Macau, Mongolia, Rumania, Rusia, Saudi Arabia, Singapura, Tajikistan, Thailand, Turki, Turkmenistan, dan Uni Emirat Arab. 

APhO terdiri dari dua bagian ujian, yaitu ujian teori dan praktek yang masing-masing berlangsung lima jam pada hari yang berbeda. Soal APhO tahun ini dinilai paling sulit. Musababnya, nilai median dari seluruh peserta hanya sekitar 20 persen nilai total.

Soal teori terdiri dari dinamika mengecilnya orbit international space station, dinamika bola di atas piringan berputar dan kavitasi (fenomena munculnya gelembung uap pada cairan akibat menurunnya tekanan cairan). Soal eksperimen terdiri dari model Hertzian tumbukan pada padatan dan interferensi oleh permukaan yang terdeformasi akibat pemanasan. 

Penentuan medali menggunakan sistem statistik, yang mana dua kali median digunakan sebagai standar 100 persen. Peserta dengan nilai di atas 90 persen dari standar ini mendapat medali emas. David Michael Indraputra berhasil melampaui batas ini dan menjadi salah satu peserta yang meraih medali Emas. 

Tim Olimpiade Fisika Indonesia untuk APhO 2023 didampingi oleh pimpinan tim yaitu Hendra Kwee, Herry Kwee, Zainul Abidin, dan Jong Anly Tan. Proses seleksi, pembinaan dan pelatihan dilakukan oleh Yayasan Sinergi Mencerdaskan Tunas Negeri (Simetri) dalam tiga tahapan dan terbuka untuk semua siswa Indonesia tanpa dikenakan biaya. Pembinaan dan keberhasilan Tim Olimpiade Fisika Indonesia pada APhO tahun ini  didukungan PT Bank Central Asia, Tbk sebagai sponsor. 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus