Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah guru besar dan alumni Universitas Trisakti mengadakan aksi mengkritik pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang dianggap semakin menyimpang dari konstitusi dalam acara ‘Trisakti Bergerak Selamatkan Demokrasi Melawan Tirani Baru’. Kegiatan itu digelar pada Kamis, 9 Februari di Tugu Reformasi 12 Mei, Jakarta Barat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dadan Umar Daihani, Guru Besar di Fakultas Teknologi Industri Universitas Trisakti, mempertimbangkan isu etika dalam pemerintahan Jokowi. Menurut Dadan, kampus adalah lingkungan yang mempromosikan pembelajaran etika. Dia menyatakan keprihatinan ketika seseorang yang sudah lulus dari kampus tidak mematuhi etika yang dipelajari.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kami sivitas akademika Universitas Trisakti yang memegang teguh nilai-nilai etik kebangsaan, demokrasi, dan hak asasi manusia menyatakan kekhawatiran atas matinya reformasi dan lahirnya tirani,” kata Ketua BEM Universitas Trisakti, Vladima Insan Mardika di Tugu 12 Mei Trisakti di Jalan Kyai Tapa, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, Jumat, 9 Februari 2024.
Sejak didirikan pada 1965, Universitas Trisakti telah menjadi panggung bagi berbagai gerakan mahasiswa yang berjuang untuk perubahan sosial, politik, dan ekonomi.
Universitas yang berada di Jakarta ini tidak hanya diakui karena keunggulan akademiknya tetapi juga karena peran aktifnya dalam pergerakan sosial dan politik Indonesia.
Sejarah Universitas Trisakti
Dilansir dari trisakti.ac.id, Universitas Trisakti didirikan oleh Pemerintah Republik Indonesia pada 29 November 1965 melalui Surat Keputusan Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan (PTIP) Nomor 014/dar/Tahun 1965 yang ditandatangani oleh Dr. Sjarif Thajeb. Tanggal tersebut kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran Universitas Trisakti.
Proses pembentukan universitas ini dimulai setelah Universitas Respublika dihancurkan pada tahun 1965 karena terlibat dalam pergerakan Partai Komunis Indonesia pada bulan September 1965. Dari reruntuhan Respublika, Universitas Trisakti dibangun. Nama "Trisakti" diberikan oleh Presiden Republik Indonesia saat itu, Dr. Ir. Soekarno.
Dikutip dari yayasantrisakti.id, Universitas ini berdiri di bawah naungan Yayasan Trisakti. Pada 31 Desember 1979, Pengakuan Yayasan Trisakti oleh pemerintah sebagai Badan Penyelenggara Universitas Trisakti diperkuat melalui Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 0281/U/1979.
Surat keputusan tersebut berkaitan dengan Penyerahan Pembinaan dan Pengelolaan Universitas Trisakti kepada Yayasan Trisakti berdasarkan PP No. 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi, terutama Pasal 119 ayat (1), serta Statuta Universitas Trisakti Tahun 2001.
Saat awal berdirinya, Universitas Trisakti memiliki lima fakultas: Hukum, Ekonomi, Kedokteran, Kedokteran Gigi, dan Teknik, dengan empat departemen di Fakultas Teknik, yaitu Teknik Sipil, Mesin, Elektro, dan Arsitektur.
Universitas Trisakti telah mengalami berbagai peristiwa selama perjalanannya, di antaranya adalah Tragedi Mei 1998 yang menyebabkan empat mahasiswa Universitas Trisakti gugur. Kematian mereka menjadi pemicu bagi gerakan mahasiswa Indonesia dalam mengakhiri pemerintahan Orde Baru, dan dianggap sebagai awal dari Era Reformasi Indonesia. Peristiwa ini sangat bersejarah karena mengakhiri kekuasaan Orde Baru yang telah berlangsung selama lebih dari 32 tahun.
SUKMA KANTHI NURANI I BAGUS PRIBADI