Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Tim Ahli Wakil Presiden, Sofjan Wanandi, menyatakan Presiden Joko Widodo atau Jokowi harus mempertimbangkan sentimen kedaerahan saat menentukan calon wakil presidennya. Keterwakilan wilayah non-Jawa disebutnya sebagai faktor penting.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Sentimen Jawa dan non-Jawa itu masih ada di masyarakat kita. Pak Jokowi harus perhatikan," kata Sofjan di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa, 17 Juli 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pemilih di Pulau Jawa saat ini mencapai 60 persen dari total pemilih. Artinya, ada 40 persen lagi potensi suara di luar pulau tersebut. "Kalau saya melihat itu sih penting untuk dipertimbangkan, karena 40 persen itu banyak," ujarnya.
Wakil Presiden Jusuf Kalla memiliki kriteria lain yang lebih penting. Menurut dia, pendamping Jokowi kelak harus bisa menyumbang tambahan suara. "Minimal 15 persen (tambahan suara)," katanya.
Baca: Soal Cawapres, Jokowi: Kalau Belum Matang Dikeluarkan, Gimana?
Jokowi sampai saat ini belum mengumumkan nama cawapres. Dia menyebut sudah mengantongi lima nama. Empat di antaranya sudah dia beberkan. Mereka adalah Mahfud MD, Airlangga Hartanto, Muhaimin Iskandar, dan Tuan Guru Bajang Zainul Majdi.
Jokowi menuturkan, nama cawapresnya masih digodok. "Sekali lagi saya sampaikan itu masih digodog biar matang. Kalau matang itu nanti enak untuk semuanya," katanya.