Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SEBUAH pengadilan maut digelar. Ruangannya begitu sempit, di bawah gundukan tanah makam. Hakimnya malaikat Munkar dan Nakir. Bila si pendosa tak mampu menjawab pertanyan si malaikat seputar rukun iman, tak ayal, siksaan akan merajamnya—pertanyaan diajukan dalam bahasa Arab, semisal, "Man Rabbuka?" atau "Siapa Tuhanmu?" Sebab itu, muncul tradisi talqin, menuntun almarhum agar kelak mampu "menghadapi" sang hakim yang gencar mencecar pertanyaan. Buku-buku tentang "hidup sesudah mati" atau "siksa kubur" banyak pula yang mengisahkan peristiwa itu.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo