Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Tak Ada 'Pintu Belakang' dalam Pemilihan Kapolri

28 Oktober 2013 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

HAJATAN pemilihan Kepala Kepolisian Republik Indonesia tuntas sudah. Jumat pekan lalu, Presiden Susilo Bambang Yu­dhoyono melantik Jenderal Sutarman menggantikan Jenderal Timur Pradopo.

Kendati begitu, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto tetap menganggap penting meluruskan informasi yang beredar seputar pemilihan itu. Ketua Komisi Kepolisian Nasional ini mengaku terlibat sejak awal dalam proses penjaringan calon hingga mengusulkan nama sejumlah kandidat ke Presiden.

Alumnus Akademi Militer 1973 ini juga mengklarifikasi laporan utama Tempo edisi 21-27 Oktober 2013 berjudul "Kapolri Selera Cikeas". Kamis pekan lalu, ia memberikan wawancara khusus kepada tim Tempo. "Saya sudah berdiskusi dengan sejumlah wartawan senior soal pemilihan sumber dalam tulisan," katanya dalam wawancara khusus dengan Tempo di kantornya, Kamis pekan lalu.

Bagaimana Sutarman akhirnya menjadi calon tunggal Kapolri?

Saya ingin mengoreksi pernyataan sumber Tempo bahwa Sutarman tidak diusulkan atasannya. Seharusnya ini ditanyakan ke Kapolri Timur Pradopo. Sebab, dari empat nama yang diusulkan, ada nama Sutarman. Jangan sampai muncul persepsi Sutarman tidak diusung Kapolri kok terpilih. Itu tidak bagus.

Jadi bukan hanya satu nama?

Ada empat nama. Saya juga mengusulkan empat nama.

Siapa saja?

Saya tidak akan menyebutkan orang-orangnya. Yang pasti, usulan saya dan Kapolri menyebut nama Sutarman.

Benarkah Ibu Pur memuluskan jalan Sutarman menjadi Kapolri?

Saya pastikan Ibu Pur adalah istri perwira menengah lulusan Akabri 1973. Tapi keliru menyebut Ibu Pur adalah kepala urusan rumah tangga Cikeas. Logikanya kepala rumah tangga pasti sehari-hari ada di sana. Dua hari sekali saya bertemu dengan Presiden, tapi Ibu Pur tidak pernah ada.

Tapi benar Ibu Pur memuluskan jalan Sutarman?

Ini perlu saya klarifikasi. Dalam tulisan Tempo disimpulkan seolah-olah Ibu Pur adalah "pintu belakang" terpilihnya Sutarman. Ini tidak benar. Presiden mengikuti proses pencalonan seperti diatur dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian. Soal pintu belakang itu hanya "penghakiman" teman-teman (pers) saja.

Ada kabar istri Sutarman dekat dengan Presiden?

Saya terus terang tak tahu.

Dalam pertemuan di Bali, Presiden memutuskan memilih Sutarman. Bagaimana ceritanya?

Pertemuan itu dilakukan saat Presiden meninjau persiapan KTT APEC dan peresmian jalan tol. Pertemuan itu dilakukan di Hotel Patra Jasa Bali, bukan di Nusa Dua. Ketika itu, hadir Presiden, Wakil Presiden Boediono, saya, Menteri-Sekretaris Negara Sudi Silalahi, Sekretaris Kabinet Dipo Alam, Kepala Badan Intelijen Negara Norman Marciano, dan Kapolri. Pak Boediono khusus diminta datang membahas pencalonan Kapolri.

Anda melontarkan nama Sutarman dalam pertemuan itu?

Itu tidak benar. Semua yang hadir diminta pendapatnya sebelum Presiden memutuskan memilih Sutarman.

Mengapa Sutarman yang dipilih?

Kami tidak membandingkan kandidat satu per satu. Itu tidak bagus. Tiap kandidat dilihat pangkat, jenjang karier, dan prestasi dalam penugasan. Perlu diingat, dalam tubuh TNI dan Polri, senioritas itu berpengaruh. Tiap kandidat pasti punya plus-minus.

Soal konflik Polri dengan KPK beberapa waktu lalu ikut dibahas?

Tidak terlalu banyak, meski ada catatan dari Kompolnas. Tapi masalah itu sudah selesai.

Benarkah itu menjadi salah satu kelemahan Sutarman?

Bukan kelemahan, melainkan hanya catatan dari Kompolnas.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus