Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar enggan meladeni sejumlah hasil survei soal elektabilitasnya menjadi calon wakil presiden untuk Joko Widodo dalam Pemilihan Presiden atau Pilpres 2019. Muhaimin mengklaim dirinya tetap unggul menjadi kandidat cawapres Jokowi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Saya unggul di Jatim (Jawa Timur). Memang enggak unggul di Jabar (Jawa Barat) dan DKI, ya wajar," kata Muhaimin seusai melepas di Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat, Ahad, 10 Juni 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Muhaimin mengklaim mengantongi 11,5 juta suara pemilih di Jawa Timur. Kata dia, angka
itu belum termasuk anggota Nahdlatul Ulama yang belum bergabung dengan PKB. Dengan kantong suara itu, Muhaimin meyakini mampu membawa kemenangan untuk Jokowi dalam pemilihan.
Pernyataan Muhaimin menegasikan hasil sejumlah lembaga survei. Survei Charta Politika, misalnya, berkebalikan. Menurut sigi yang berlangsung pada 23-29 Mei 2018 itu, Muhaimin tak unggul di Jawa Timur. Di daerah yang menjadi basis NU itu, hanya 6,6 persen responden yang memilih Muhaimin sebagai cawapres Jokowi. Muhaimin berada di urutan ketiga setelah Gatot Nurmantyo (8,9 persen) dan Agus Harimurti Yudhoyono (7,7 persen).
Muhaimin masuk dalam lima besar cawapres Jokowi di Jawa Tengah. Namun, ia berada di bawah Anies Baswedan yang meraih 5,2 persen suara responden. Di atas Anies ada nama Mahfud MD dengan 6,3 persen suara. Dan nomor satu masih dipegang oleh Gatot Nurmantyo.
Nama Muhaimin Iskandar bahkan tak masuk dalam lima besar sebagai calon wakil presiden Jokowi melihat hasil survei di Jawa Barat. Di provinsi ini, Gatot Nurmantyo menempati peringkat pertama sebagai cawapres Jokowi yakni 10,9 persen suara. AHY 8,1 persen dan Susi Pudjiastuti dengan 3,8 persen suara, setara dengan Anies 3,8 persen. Calon gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yang meraih 2,3 persen suara.
Muhaimin Iskandar juga mengklaim adanya kenaikan elektabilitasn di daerah Banten dan Jawa Barat. Namun, dia tak merinci bagaimana cara peningkatan elektabilitas dan seberapa besar kenaikan itu. "Optimislah. Saya di Jawa Insya Allah menguasai," ujarnya.