SEKALI-sekali berbuat iseng, mungkin lucu. Tapi iseng dengan sasaran kantor polisi sungguh membikin pusing kepolisian India. Dan tak kurang dari markas besar polisi di Delhi saban malam yang diusik lewat telepon. Boleh jadi karena nomornya gampang diingat, yakni 100. Nomor itu sebenarnya dicadangkan untuk kepentingan darurat. Terletak di dua ruangan, masing-masing terdiri atas 20 sambungan. Operatornya ada yang wanita ada yang pria, termasuk untuk piket malam. Belakangan ini lebih dari 25% kontak telepon yang masuk setelah pukul 23.00 melulu menawarkan obrolan cabul. Atau rata-rata 25 sampai 30 penelepon mesum tiap malam. Lebih dari separuh penelepon mesum itu melakukan kontak melalui pesawat telepon umum. Pihak kepolisian yang merasa dilecehkan telah minta bantuan instansi telepon untuk melacaknya. Namun, hasilnya tidak banyak menolong. Sementara itu, ada kecurigaan dari kalangan polisi bahwa penelepon cabul itu kebanyakan dari kantor telepon itu sendiri. ''Ada dua kali yang dapat dilacak, dan keduanya terbukti ber- asal dari kantor pusat telepon,'' kata seorang perwira polisi. Ironisnya, belum sempat dicokok polisi, mereka sudah raib dari kantornya tanpa hukuman. Diungkapkannya lebih jauh, salah satu dari penelepon mesum itu menyebut dirinya sebagai Raja Ram. Dan ia menelepon hampir tak kenal waktu. Ya, pagi, siang, maupun malam. ''Lebih kurang itulah jam-jam dia sedang dinas. Bahkan dia kenal satuper satu nama petugas kami yang sedang piket,'' cerita Pak Polisi itu. ''Kalau hal ini saya ceritakan pada suami, saya yakin dia bakal menyuruh saya berhenti,'' kata seorang operator cewek kepada Navraj Gandhi dari TEMPO, pekan lampau. Dengan geregetan disebutnya bahwa pengalaman tak seronok ini sungguh menimbulkan frustrasi. Hanya paling banter digunjingkan di antara kawan sejawat saja. Selain menggoda para cewek, ternyata penelepon jail itu juga mengerjain operator lelaki. Apa gerangan bagusnya judul perangai semacam ini, tentu masih harus didengar penelitian ahli jiwa. Namun, bagaimana sang ahli jiwa bisa menelitinya kalau polisi saja belum berdaya membekuk pelakunya? Ed Zoelverdi
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini