Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi meninjau lokasi bom Sibolga yang berlokasi di Kelurahan Pancuran Bambu, Kecamatan Sibolga Sambas, Kota Sibolga, Sumatera Utara yang merupakan lokasi padat penduduk, Ahad 17 Maret 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Presiden Jokowi tiba sekitar pukul 12.30 WIB didampingi Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi, tokoh masyarakat Sibolga, Wakil Ketua Dewan Kehormatan DPP Partai Golkar Akbar Tanjung dan Wali Kota Sibolga Syarfi Hutauruk.
Presiden menyusuri gang tanah selebar sekitar satu meter untuk dapat sampai ke lokasi ledakan yang tinggal puing-puing.
Di rumah terduga teroris yang telah ditangkap oleh Densus Antiteror 88 Abu Hamzah, hanya tertinggal kubangan air berwarna abu-abu. Setelah meninjau lokasi bom, Presiden didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo mendatangi posko tanggap darurat ledakan bom kota Sibolga untuk berbicara dengan seratusan warga yang rumahnya terdampak bom dan memberikan bantuan secara simbolis.
"Untuk siang hari ini, agar dapat memulai pembangunan rumah, saya sedikit memberikan bantuan supaya segera dikerjakan dibantu dengan Dandim, Kodim, Korem setempat, bantuan yang diberikan jumlahnya Rp 1,451 miliar," kata Jokowi di lokasi posko tanggap darurat ledakan bom kota Sibolga.
Rinciannya dari Rp 1,451 miliar tersebut, pemerintah pusat akan memberikan bantuan Rp 25 juta untuk rumah yang rusak parah, Rp 5 juta bagi rumah yang rusak sedang dan Rp 3 juta untuk rumah yang rusak ringan.
Di lokasi itu sudah berkumpul sekitar seratusan warga yang terkena korbam bom yang diledakkan istri terduga teroris Abu Hamzah pada Rabu (13/3) dini hari.
"Saya terus terang kaget sekali di Sibolga ada bom. Kenapa? karena sejak kota ini didirikan 319 tahun yang lalu, Sibolga adalah kota tenteram, aman, selalu damai tidak ada perpecahan, tidak ada saling menghujat satu sama yang lain," kata Jokowi diamini oleh warga yang berkumpul di bawah terpal.
Menurut Presiden hubungan antarumat beragama di Sibolga juga dapat dikatakan rukun dan bersatu.
"Inilah ke depan harus kita jaga, rasa persatuan kerukunan persaudaraan kita karena negara kita berbeda-beda, negara kita memiliki 269 juta penduduk yang berbeda suku, agama, adat, tradisi, bahasa daerah," kata Jokowi.
Presiden juga mencoba menyapa warga dengan bahasa daerah."Bahasa di sini saja ada horas, maju-jua, ya'ahowu. Apa? Jangan banyak-banyak saya masih belajar. Kita di Tanah Air punya lebih 1.100 bahasa daerah jadi saya tidak mungkin hapal semua," ungkap Presiden yang disambut tawa warga.
Presiden Jokowi juga mengaku akan segera memerintahkan Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita untuk ikut membantu pembangunan rumah korban terdampak bom Sibolga.
"Segera rumah yang rusak dikerjakan, yang rusak sedang, yang kaca-kacanya pecah diganti, saya juga perintahkan Menteri Sosial datang ke sini," tegas Presiden.
Menurut Wali Kota Sibolga Syarfi Hutauruk ada 171 KK yang terdiri dari 161 rumah terkena bom.
"Saya catat korban di sini yang berdasarkan KK 171, sedangkan rumahnya 161. InsyaAllah akan dibantu pemerintah pusat, tapi pembangunannya tidak sama rumah yang rusak berat, sedang dan ringan," kata Wali Kota Sibolga Syarfi Hutauruk.
Saat kunjungan ke lokasi tersebut, Presiden didampingi oleh Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi dan istri, tokoh masyarakaat Sibolga Wakil Ketua Dewan Kehormatan DPP Partai Golkar Akbar Tanjung dan Wali Kota Sibolga Syarfi Hutauruk.
Terduga teroris Abu Hamzah ditangkap pada Selasa 12 Maret 2019. Sedangkan istrinya, Solimah, meledakkan bom rakitan pada sekitar pukul 01.20 WIB, Rabu 13 Maret 2019. Upaya negosiasi berjam-jam polisi --yang juga menggandeng ulama-- tak membuahkan hasil.
Ia meledakkan diri bersama anaknya berusia sekitar 2 tahun. Keduanya tewas dengan kondisi jasad tak utuh. Ledakan itu menyebabkan lebih dari 100 keluarga rumahnya ikut rusak.