Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

TPUA Heran Jokowi Larang Wartawan Mengambil Gambar Ijazahnya

Jokowi menunjukkan ijazahnya kepada media massa dalam 2 map. Map pertama berisi ijazah Jokowi dari SD hingga SMA, map kedua berisi Ijazah dari UGM

18 April 2025 | 10.30 WIB

Jokowi memberikan keterangan tentang ijazahnya kepada wartawan di Solo, Jawa Tengah, Rabu (16/4/2025). ANTARA/Aris Wasita
Perbesar
Jokowi memberikan keterangan tentang ijazahnya kepada wartawan di Solo, Jawa Tengah, Rabu (16/4/2025). ANTARA/Aris Wasita

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA) Roy Suryo heran mengapa mantan Presiden Joko Widodo enggan menunjukkan ijazahnya kepada TPUA. Selain itu, ia juga mempertanyakan pelarangan pengambilan gambar dan video oleh jurnalis saat Jokowi memperlihatkan ijazahnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Jokowi memperlihatkan ijazah selama menempuh pendidikan dasar hingga perguruan tinggi kepada awak media pada Rabu 16 April 2025. Saat masuk ke rumah Jokowi, para jurnalis tidak diperkenankan membawa ponsel dan alat perekam apapun. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Masa wartawan kembali disuruh hanya melihat, menghafal dan menceritakan apa yang sangat terbatas diketahui hanya melalui panca indranya? Apalagi jelas betul bahwa sesampainya di dalam para awak media tersebut sama sekali tidak diperbolehkan memotret dan hanya diperlihatkan sekilas saja,” kata Roy Suryo dalam keterangan kepada Tempo, Jumat 18 April 2025.

Roy Suryo membandingkan kejadian itu dengan rezim Orde Baru, di mana selama era itu media mengalami banyak pembatasan dan kontrol. Ia juga mempertanyakan pihak Jokowi yang enggan memperlihatkan ijazahnya kepada TPUA yang datang beberapa jam sebelumnya. Menurut Roy, pihak Jokowi malah menantang TPUA bertemu di pengadilan kalau mau melihat ijazah asli Jokowi. 

Puluhan anggota Tim Pembela Ulama dan Aktivis sempat mendatangi rumah Jokowi di Kelurahan Sumber, Kota Solo, Jawa Tengah, 16 April 2025. Selama ini TPUA mempertanyakan keaslian ijazah milik Jokowi. Sehari sebelum kunjungan ini, mereka juga telah menyambangi Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk mencari klarifikasi terkait hal yang sama. 

Jokowi sempat menunjukkan ijazah-ijazahnya kepada awak media di kediamannya di Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Solo, Jawa Tengah, Rabu, 16 April 2025. Ijazah yang ditunjukkan Jokowi tersebut mulai dari ijazah SD, SMP, SMA, hingga dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

Momen itu terjadi sebelum kedatangan massa dari Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA) di kediaman Jokowi 16 April kemarin. Saat itu, sejumlah awak media yang berada di depan rumah ayah Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka tersebut dipersilakan masuk ke dalam oleh ajudan Jokowi. Namun sebelum masuk ke dalam rumah, para wartawan diminta untuk mengumpulkan ponsel atau kamera di depan dan tidak dibawa ke dalam.  

Sebelum menunjukkan ijazah-ijazahnya, Jokowi mewanti-wanti media tidak mengambil gambar. ”Jangan difoto ya,” ujar Jokowi kepada para wartawan. Ia berdalih momen tersebut tidak untuk dipublikasikan secara visual.

Jokowi kemudian menunjukkan ijazah-ijazahnya yang ada dalam map. Ada dua map yang ia perlihatkan. Satu map berisi ijazah Jokowi dari SD hingga SMA, sedangkan satu map lainnya berisi ijazah UGM. Jokowi pun menunjukkan satu per satu ijazah itu kepada awak media. 

Ijazah pertama yang ditunjukkan oleh Jokowi adalah ijazah SMA Negeri (SMAN) 6 Surakarta (Solo). Selanjutnya, ia menunjukkan ijazah SMP Negeri (SMPN) 1 Surakarta, serta ijazah SD Negeri (SDN) Tirtoyoso Surakarta. 

Terakhir, Jokowi menunjukkan ijazah dari Fakultas Kehutanan UGM. Map yang di dalamnya ada ijazah UGM terlihat tulisan UGM. Di setiap ijazah, terlihat pasfoto Jokowi sesuai jenjang sekolahnya. Di ijazah UGM, tampak foto Jokowi mengenakan kaca mata. 

Ketika salah seorang wartawan menanyakan tentang kaca mata yang dipakainya di foto ijazah UGM, Jokowi mengaku dulu matanya minus. Ia menyebut kaca mata itu sudah pecah dan dulu ia tidak mampu membeli lagi. 

"Oh yang itu sudah pecah, saya dulu tidak mampu beli lagi," kata dia.

Namun Jokowi enggan menunjukan ijazahnya saat menerima perwakilan Tim Pembela Ulama dan Aktivis di dalam kediamannya, Solo, Rabu, 16 April 2025. Pertemuan itu berlangsung sekitar 30 menit. Namun dalam pertemuan itu Jokowi tidak menunjukkan ijazahnya kepada mereka.

Tim hukum Jokowi mengatakan alasan Jokowi tidak menunjukkan ijazah aslinya ke TPUA untuk mengantisipasi kemungkinan penggunaan isu tersebut untuk kepentingan politik.

“Permintaan (menunjukkan ijazah) bukan untuk menguji kebenaran, tapi untuk memojokkan,” ujar Rivai Kusumanegara, salah satu tim kuasa hukum Jokowi, dalam konferensi pers di Senayan Avanue, Jakarta Selatan, pada Senin, 14 April 2025. 

Menurut Rivai, salinan ijazah yang telah beredar di media massa sudah cukup memicu isu baru soal bentuk font dan foto, alih-alih meredam polemik. Namun, Rivai menegaskan bila tim hukum akan menunjukkan ijazah Jokowi ke publik apabila terdapat perintah dari lembaga penegak hukum atau pengadilan.

“Kami akan aktif menunjukkan itu kepada penegak hukum jika diminta secara resmi,” katanya.

Sebelumnya, Universitas Gadjah Mada menyatakan bahwa Joko Widodo adalah alumnus Fakultas Kehutanan UGM.

"Jadi kami tadi sampaikan bahwa dalam kapasitas kami, UGM memberikan informasi bahwa Jokowi itu tercatat dari awal sampai akhir melakukan Tridharma Perguruan Tinggi di komunitas Gadjah Mada. Dan kami memiliki bukti-bukti, surat-surat, dokumen-dokumen yang ada di Fakultas Kehutanan,” kata Wening Udasmoro, Wakil Rektor I UGM di Gedung Pusat, Selasa, 15 April 2025.

Jokowi telah melaksanakan seluruh proses studi yang dimulai sejak tahun 1980 dengan nomor mahasiswa 80/34416/KT/1681 dan diwisuda pada 5 November 1985.

Dekan Fakultas Kehutanan UGM Sigit Sunarta menyatakan pihaknya mempunyai dokumen secara komplit tentang Joko Widodo kuliah di almamaternya ini. Namun, dia berujar untuk ijazah asli sudah diberikan kepada yang bersangkutan.

 “Kami hanya memegang kopiannya saja. Kalau skripsi asli karena dalam proses pembuatan skripsi itu ada skripsi yang dikopi menjadi beberapa eksemplar yang ditinggal kami ada beberapa, kemudian yang dibawa mahasiswa sudah ada,” kata Sigit.


Sukma Kanthi Nurani dan Septia Ryanthie berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Eka Yudha Saputra

Alumnus Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. Bergabung dengan Tempo sejak 2018. Anggota Aliansi Jurnalis Independen ini meliput isu hukum, politik nasional, dan internasional

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus