Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tim mahasiswa Universitas Andalas (Unand) menciptakan prototipe yang dapat membantu deteksi penyakit jantung koroner. Alat itu bernama Vital Signs Integrated Wearable for Glucose, Lipids, and Electrocardiogram atau disingkat Vitaglise.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rancangan alat ini digagas oleh lima mahasiswa lintas program studi, di kampus yang terletak di Kota Padang itu. Muhammad Salman Ikhsan dan Ramadhani dari Teknik Elektro angkatan 2020, serta Nur Aisyah Alkhairiah dari Psikologi angkatan 2022. Lalu ada Adam Fitrah serta Rahmad Fajral Ilhami, mahasiswa Biomedis angkatan 2021 dan 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ide ini mulanya tercetus oleh Ramadhani. Setahun yang lalu, mereka telah mulai mengembangkan ide. Proses pertama adalah identifikasi masalah. "Kami mengumpulkan data dari artikel ilmiah, jurnal, monitoring, terapi dan metode apa saja yang telah digunakan selama ini," ujar Muhammad Salman Ikhsan, ketua tim kepada Tempo pada Sabtu, 21 Oktober 2023.
Vitaglise dirancang sebagai early warning system atau sistem peringatan dini terhadap penyakit jantung koroner. Salman mengatakan, jantung koroner merupakan penyakit dengan tingkat kematian yang tinggi di dunia, termasuk Indonesia. Rilis Kementerian Kesehatan menyatakan bahwa penyakit jantung merupakan salah satu penyakit pembunuh nomor satu di dunia dan Indonesia.
Organisasi Kesehatan Dunia pada 2021 mengatakan, kematian akibat penyakit jantung mencapai angka 17,8 juta. Artinya, satu dari tiga kematian di dunia setiap tahun disebabkan oleh penyakit jantung.
"Solusi yang telah ada sekarang berupa deteksi dini dengan pengambilan sampel darah pasien. Lalu dicek parameter kolesterol, glukosa dan asam urat. Proses itu membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang besar," katanya.
Berangkat dari fakta tersebut, Salman dan timnya melihat ada peluang inovasi baru yang dapat mencegah jantung koroner lebih parah. Mulanya, tim sempat kesulitan menemukan solusi yang paling tepat untuk kasus ini.
"Tapi setelah melakukan riset dan pengumpulan data, kami menemukan inovasi yang sangat efisien dan tepat. Kami menggunakan metode non-invasif, yaitu metode pengecekan tanpa mengambil sampel darah, dengan biaya yang lebih murah," tambahnya.
Pada Juli 2023, tim mulai mengembangkan prototipe Vitaglise secara mandiri. Mereka mulai menyusun desain teknis menggunakan beberapa software untuk desain 3D dan pengodean pada sensor.
Vitaglise dapat berfungsi berkat beberapa sensor yang ditambahkan. Ada sensor MAX30100 untuk mengukur saturasi oksigen. Sedangkan sensor Galvanis Skin Response berfungsi mendeteksi tingkat stres pasien. Lalu, ada sensor AD8232 yang bekerja mendeteksi denyut jantung per menit dan suplai oksigen. Sedangkan mikrokontroler yang digunakan adalah ESP32. Mikrokontroler dapat berperan sebagai otak di dalam suatu sistem.
Cara kerja Vitaglise
Pertama, Vitaglise bekerja mendeteksi saturasi oksigen melalui sensor yang diletakkan pada jari tengah di tangan kiri. "Dari beberapa jurnal, itu merupakan titik di mana data yang didapatkan lebih akurat. Untuk respons, ada di jari telunjuk dan tengah di tangan kanan," ungkap Salman.
Vitaglise terintegrasi dengan internet of things yang terhubung ke situs web, aplikasi dan perpesanan Telegram. Dengan demikian, data kolesterol, glukosa dan asam urat pasien dapat diakses secara mudah. Jika hasil deteksi berada di luar batas aman yang disarankan, bot Telegram akan mengirimkan pemberitahuan peringatan. Pesan akan masuk ke keluarga pasien dan dokter yang bertanggung jawab atas pasien tersebut.
"Sehingga, bisa dilakukan penanganan yang cepat agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan," lanjut Salman.
Inovasi ini dirancang dalam beberapa bentuk seperti pakaian, sarung tangan, bantal leher untuk terapi panas dan jam tangan untuk terapi laser. Dengan desain ini, Salman menuturkan bahwa Vitaglise dapat digunakan dengan praktis sehari-hari. Namun untuk ke depannya, tim berencana untuk memodifikasi kembali bentuk Vitaglise, agar lebih ergonomis dan praktis.
Raih Pendanaan Kementerian Pendidikan
Pengembangan Vitaglise disokong oleh dana dari Direktorat Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi melalui Program Kreativitas Mahasiswa Karsa Cipta 2023. "Kami juga berharap ada pihak lain untuk ikut andil dalam membantu agar Vitaglise dapat dikembangkan terus-menerus dan bisa menjadi inovasi baru dalam dunia medis, membantu pihak yang membutuhkan," tutur Salman.
Sejalan dengan itu, dosen pendamping mereka, Hanalde Andre berharap agar kerja keras mahasiswa dapat bermanfaat besar. Tidak hanya bagi masyarakat secara umum dalam mencegah penyakit jantung koroner, tetapi juga bagi ekonomi dan dunia medis.
“Alat ini diharapkan dapat membantu semua kalangan masyarakat dalam memonitor kesehatan dengan cepat dan tanpa biaya besar. Serta, memberikan bantuan signifikan kepada dokter dalam penanganan penyakit jantung koroner,” katanya.