Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Waketum PKB soal Miftah Hina Pedagang Es Teh: Mungkin Lepas Kontrol

Waketum PKB Jazilul Fawaid menyebut, Miftah mungkin lepas kontrol saat melontarkan kalimat bernada hinaan kepada pedagang es teh.

4 Desember 2024 | 13.45 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa atau PKB, Jazilul Fawaid, mengomentari sikap Miftah Maulana Habiburrahman atau biasa disapa Gus Miftah yang disebut menghina pedagang es teh beberapa waktu lalu. Menurut Jazilul, Miftah mungkin lepas kontrol dan memang banyak mengeluarkan kalimat yang kurang pantas.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Mungkin lepas kontrol saja ya, karena Gus Miftah ini kan dikenal kiai yang urakan ya, apa yang disampaikan memang kurang pantas. Saya yakin Gus Miftah juga tahu itu, tapi mungkin kepeleset saja. Tentu masyarakat Indonesia, publik bisa menilai," katanya saat ditemui di kompleks parlemen Senayan, Jakarta Pusat, pada Rabu, 4 Desember 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Meskipun Miftah sudah menjadi Utusan Khusus Presiden alias pejabat negara, kata Jazilul, dia lebih dikenal publik sebagai tokoh agama. Maka dari itu, Miftah harus lebih mengedepankan etika.

"Permohonan maaf, saya pikir itu bagian dari pertanggungjawabannya, gak usah pakai kuasa hukum segala lah. Saya yakin orang kecil seperti penjual es itu juga mulia hatinya," ujar dia.

Jazilul meyakini bahwa pedagang es teh tersebut menerima permintaan maaf dari Miftah. Dia menilai persoalan ini tak perlu dibawa ke ranah hukum.

"Ini kan soal kemanusiaan saja yang kadang lepas dari kontrol kita atau kontrol tokoh ketika melihat orang yang di bawah, orang yang kurang beruntung, hanya penjual es gitu, tapi kan tetap dia warga Indonesia, dia tetap saudara kita yang harus dihormati," kata Jazilul.

Usai videonya viral, Miftah telah meminta maaf karena mengolok-olok penjual es teh dengan ucapan "goblok" saat ceramah di salah satu pondok pesantren di Magelang, Jawa Tengah itu. Dia meminta maaf lewat video berdurasi satu menit, dan telah bertemu langsung dengan pedagang itu.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, saya Miftah Maulana Habiburrahman, menanggapi yang viral hari ini yang pertama, dengan kerendahan hati saya minta maaf atas kehilafan saya," kata Miftah, pada Rabu, 4 Desember 2024 seperti dikutip Antara.

Dia juga meminta maaf kepada seluruh masyarakat yang terganggu atas kegaduhan yang muncul. "Saya juga minta maaf kepada masyarakat atas kegaduhan ini, yang merasa terganggu atas candaan saya, yang dinilai oleh masyarakat berlebihan. Untuk itu, saya juga minta maaf," kata dia.

Miftah menyebut, dia telah mendapat teguran dari Sekretaris Kabinet (Seskab) Mayor Teddy Indra Wijaya. Dia diminta lebih berhati-hati dalam berbicara kepada publik.

"Ini juga merupakan introspeksi bagi saya untuk lebih berhati-hati berbicara di depan publik dan masyarakat. Saya juga sudah ditegur oleh bapak Seskab dari Kupang, untuk lebih berhati-hati dalam menyampaikan pendapat dan pidato di depan masyarakat umum," tutur Miftah.

Antara berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus