Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Pendidikan

Waspada Varian Baru Covid-19

Menkes Budi Gunadi Sadikin mengatakan Presiden Jokowi meminta masyarakat waspada atas adanya varian baru Covid-19 di Indonesia.

14 Juni 2022 | 04.55 WIB

Ilustrasi virus Corona (Covid-19) varian MU. Shutterstock
Perbesar
Ilustrasi virus Corona (Covid-19) varian MU. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Varian baru Covid-19, yaitu Omicron subvarian BA.4 dan BA.5 telah terdeteksi di Indonesia. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, terdapat 8 kasus Omicron subvarian terbaru di Tanah Air.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Dari 8 orang yang tertular BA.4 dan BA.5, hanya satu orang yang bergejala sedang dan dia belum mendapatkan vaksinasi booster. Sedangkan 7 pasien lainnya sudah mendapat vaksinasi booster dan semua tanpa gejala atau bergejala ringan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Budi Gunadi mengatakan, Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengimbau seluruh masyarakat untuk tetap waspada dan berhati-hati dalam menghadapi subvarian baru virus tersebut.

"Bapak Presiden memberikan arahan ke kami bahwa lebih baik kita waspada, lebih baik kita hati-hati, karena kewaspadaan kita, konservatifnya kita, kehati-hatian kita sudah memberikan hasil bahwa kondisi penanganan pandemi di Indonesia termasuk yang relatif baik dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia,” kata Budi Gunadi Sadikin dalam keterangannya di Kantor Presiden, Jakarta setelah rapat terbatas dengan Presiden Jokowi pada Senin, 13 Juni 2022.

Budi memprediksi peningkatan kasus bakal terjadi setelah varian baru ini ditemukan.

Meski demikian, dia meminta masyarakat tak terlalu khawatir dengan varian baru ini.

"Kasus kematiannya 1/10 dari kasus kematian di Delta dan Omicron. Jadi walaupun memang BA.4 dan BA.5 ini menyebabkan kenaikan kasus di beberapa negara di dunia, tetapi puncak dari kenaikan kasusnya maupun hospitalisasinya, maupun kematiannya, jauh lebih rendah dibandingkan Omicron yang awal," ujar Menkes.

Bisa Picu Gelombang Lanjutan

Epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman mengemukakan subvarian Omicron BA.2 dan BA.5 berpeluang memicu gelombang kasus COVID-19 sebab kemampuannya menginfeksi manusia dengan sangat mudah.

"Kalau tidak ada upaya yang memadai, misalnya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dicabut, vaksinasi buruk, perilaku masyarakat memakai masker juga buruk, itu dalam dua pekan bisa dominan dan bisa menyebabkan gelombang baru," kata Dicky Budiman yang dikonfirmasi di Jakarta, Senin.

Ia mengatakan BA.4 dan BA.5 merupakan turunan dari Varian of Concern (VoC) Omicron yang kini sudah menyebar di 40 lebih negara di dunia.

Sebagaimana turunan VoC lain seperti mutasi L.452 Delta, kata Dicky, mutasi itu membuat BA.4 dan BA.5 mudah sekali menginfeksi manusia, tidak hanya yang belum divaksin, tapi juga mereka yang telah menerima dosis lengkap bahkan yang sudah pernah terinfeksi BA.1, BA.2, dan BA.

Kemampuan reinfeksi itu disebabkan oleh turunan dari mutasi Delta L.452 yang dengan mudah mengikat reseptor angiotensin converting enzyme (Ace 2) yang ada di banyak sel tubuh organ manusia, khususnya sel paru-paru.

"Dengan adanya kemampuan BA.4 dan BA.5 bisa menyiasati deteksi dari antibodi, baik dari terinfeksi maupun antibodi dari vaksinasi, maka pertumbuhan perkembangan kasusnya di kisaran 12 sampai 13 persen," katanya.

Proyeksi pertumbuhan kasus itu, kata Dicky, berpotensi memicu gelombang dalam hitungan pekan atau bulan, meskipun tidak ada peningkatan keparahan terhadap pasien yang tertular.

ANTARA/JULNIS FIRMANSYAH

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus