Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Denpasar - Puluhan orang baik itu warga negara Indonesia maupun asing mengajukan pemeriksaan diri di Posko COVID-19 di RSUP Sanglah, Denpasar, Bali, setiap harinya. Pada Sabtu 21 Maret 2020, bersamaan dengan meninggalnya warga asing kedua, sebanyak lebih dari 90 orang memadati posko tersebut--lebih ramai daripada yang biasanya 70-an orang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Kami sudah memberikan pelayanan ke semuanya," kata Direktur Pelayanan Medik, Keperawatan dan Penunjang, RSUP Sanglah, I Ketut Sudartana, Minggu 22 Maret 2020..
Ia mengatakan Posko COVID-19 dibuka setiap hari mulai pukul 08.00 pagi sampai 16.00 sore sesuai dengan jam kerja. Namun ia menjelaskan bahwa hingga saat ini di Posko COVID-29 belum melakukan rapid test.
"Yang kami lakukan adalah menyeleksi, menscreening, bahwa pasien atau orang yang datang ke posko kami apakah dia dalam status Orang Dalam Pemantauan atau Pasien Dalam Pengawasan," ucap Ketut.
Apabila termasuk ODP maka akan diberikan penjelasan, dan informasi agar cukup dirawat di rumah dengan melakukan isolasi diri. Sedangkan kalau PDP untuk langsung dirawat di ruang isolasi di nusa indah dan dilengkapi pemeriksaan PCR untuk gen virus corona COVID-19.
Sebelumnya, seorang warga asing berusia 72 tahun yang merupakan pasien COVID-19 dinyatakan meninggal, Sabtu. Dia menyusul kematian seorang WNA lainnya, berusia 53 tahun, pada Rabu, 11 Maret 2020.
"Hingga tadi malam, di Bali untuk positif COVID-19 tercatat empat orang. Pertama WNA, kedua WNA, ketiga WNI, keempat WNI. Dari empat ini, dua meninggal, yakni WNA," ujar Sekretaris Daerah Provinsi Bali sekaligus Ketua Tim Satgas Penanggulangan COVID-19 Provinsi Bali, Dewa Made Indra, Sabtu.
Ia menjelaskan, hasil diagnosa yang dilakukan rumah sakit, korban meninggal kedua tersebut memiliki riwayat penyakit jantung. Tetapi dalam situasi ini, rumah sakit juga melakukan diagnosa tambahan yaitu mengambil sampel swab dari pasien itu yang ternyata hasilnya positif terinfeksi virus corona.
"Berarti ada penyakit lain yang berkontribusi menyebabkan kematiannya," kata Dewa Made Indra menambahkan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini