Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

prelude

<font size=2 color=#FF0000>Penghargaan</font><br /><B>Harun Alrasyid Zain</B>

20 September 2010 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mantan Menteri Tenaga Kerja dan mantan Gubernur Sumatera Barat berusia 83 tahun ini memperoleh gelar doctor honoris causa bidang ilmu pembangunan pertanian dari Universitas Andalas, Rabu pekan lalu. Harun, juga mantan rektor universitas itu, dinilai sukses mengembangkan pertanian padi dan pembangunan pembangkit listrik tenaga air saat menjabat gubernur pada 1966-1977.

Pelantikan
Saleh Bantilan dan Amran Yahya

Gubernur Sulawesi Tengah H.B. Paliudju melantik M. Saleh Bantilan dan Amran Yahya sebagai Bupati dan Wakil Bupati Tolitoli pada Selasa pekan lalu. Gubernur melantik keduanya atas nama Menteri Dalam Negeri, yang berhalangan hadir. Seusai acara pelantikan, Saleh menjalani penobatan sebagai Raja Tolitoli.

Herman H.N. dan Thabroni Harun

Keduanya dilantik sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bandar Lampung di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Rabu pekan lalu. Gubernur Lampung Sjachroedin Z.P. meminta Herman dan Thabroni berkonsentrasi mengembangkan jalan tol serta bandara embarkasi dan sarana pendukungnya. Ia meminta keduanya memperhatikan koordinasi dengan pemerintah provinsi.

Meninggal
Subagyo Samtomo

Produser perusahaan pembuat film Rapi Film, Subagyo Samtomo, 73 tahun, meninggal pada Selasa pekan lalu akibat komplikasi saraf di kepala. Shanker Samtani, nama lainnya, sempat dilarikan ke Rumah Sakit Abdi Waluyo di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, tapi nyawanya tidak tertolong. Menurut Sonu Samtani, kematian ayahnya mendadak karena sebelumnya masih berjalan-jalan ke puncak.

Penghargaan
Universitas Negeri Makassar

Universitas Negeri Makassar meraih 13 penghargaan dari Kementerian Pendidikan Nasional dalam Program Kreativitas Mahasiswa Gagasan Tertulis. Jumlah ini terhitung yang terbanyak untuk kampus di kawasan Indonesia timur. Total makalah yang dikirimkan kampus ini 50 buah. Untuk tiap makalah yang menang, Kementerian memberikan penghargaan dana Rp 3 juta.


”DPR telah menjadikan studi banding sebagai bancakan pelesiran ke luar negeri.”
–Kumba Digdowiseiso, peneliti di lembaga Economic Government Transparency International Indonesia, dalam gelar pers ”Stop Pelesir DPR”, di Jakarta, Kamis pekan lalu.

”Saya enggak ngerti, menurut saya, yang penting asas manfaat.”
–Marzuki Alie, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat, soal kritik terhadap studi banding anggota lembaganya, Kamis pekan lalu.

”Kalau hanya melihat dari situs, studi literatur, kita tidak bisa menggali lebih dalam mengenai apa yang menyebabkan kepanduan tidak berkembang.”
–Rully Chairul Azwar, Wakil Ketua X Dewan Perwakilan Rakyat, soal studi banding Panitia Kerja Rancangan Undang-Undang Kepramukaan ke Afrika Selatan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus