30 tahun Lalu

Bukan Sebuah Pecinan + Masjid

23 AGUSTUS 1980

AGAKNYA belum banyak yang tahu, dalam kepengurusan Majelis Ulama Indonesia (Pusat), untuk periode 1980-1985, duduk dua orang keturunan Cina: Haji Abdul Karim Oei dan Junus Jahja. Cina? Di sebuah majelis ulama? Satu hal baru, memang. Sebab, dalam perasaan kebanyakan muslimin, "cina" memang hampir mewakili gambaran sebuah dunia "di seberang Islam". Kenyataannya muslimin di kalangan tersebut memang telah tumbuh, pada zaman yang akhir ini.

Prof Dr Hamka pun, begitu ditanya tentang hal itu, berwajah gembira. Katanya kepada Tempo, "Keturunan Cina yang masuk Islam sekarang bukan lagi mereka yang terusir dari keluarga atau terpepet hidupnya, hingga menjadi mualaf untuk memperoleh sedekah." Banyak dari mereka sekarang berasal dari kalangan terpelajar dan usahawan terpandang, kata Ketua MUI itu.

Sebagai orang Indonesia yang patut memperjuangkan tercapainya cita-cita Sumpah Pemuda, seperti dikatakan lagi oleh Junus Jahja, lulusan ekonomi Rotterdam, hal keturunan tidak perlu ditonjolkan. "Namun sebagai seorang muslim yang baik, tidak akan menjadi persejalan bagi saya bila ada yang ingin mengutik-utiknya. Saya tidak keberatan. Sebab di hadapan Tuhan semua manusia adalah sama."

20 September 1946
Festival Film Cannes pertama kali diselenggarakan di kota peristirahatan Prancis selatan itu. Penghargaan paling bergengsi untuk kategori film terbaik adalah Palem Emas.

22 September 1968
Putra Mahkota Kerajaan Inggris, Pangeran Charles, bergabung dengan Cambridge Footlights. Banyak artis terkenal dan anak tokoh yang menjadi alumni klub ini.

23 September 1846
Astronom Jerman, Johan G. Galle, menemukan Neptunus dalam satu jam pencarian. Posisinya satu derajat dari posisi yang telah dihitung oleh Urbain-Jean-Joseph Le Verrier.

24 September 1948
Produsen kendaraan motor Honda didirikan oleh Soichiro Honda di Tokyo. Honda merupakan produsen mesin terbesar di dunia, dengan lebih dari 14 juta mesin dibuat setiap tahun.

25 September 1981
Rupert Murdoch menutup Sunday Times akibat konflik tenaga kerja dengan serikat percetakan. Koran ini memberhentikan 1.400 pegawai tanpa pesangon.