Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tempo, 19 September 1999
Upaya Menghapus Jejak Para Menteri
SAMPAI Minggu subuh, lantai tiga gedung induk Bank Indonesia masih terang-benderang. Ternyata tengah digelar rapat mahapenting. Hadir antara lain Gubernur BI Syahril Sabirin, Deputi Senior Anwar Nasution, dan para deputi lainnya. Rapat berlangsung lebih dari 18 jam. "Kami gantian tidur di atas," kata Syahril kepada Tempo.
Rapat itu berkaitan dengan hasil audit PricewaterhouseCoopers yang beredar sejak Rabu pekan sebelumnya. Kantor akuntan publik itu diberi kuasa oleh Badan Pemeriksa Keuangan—atas desakan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia—untuk menginvestigasi skandal Bank Bali yang menghebohkan itu. Mandat terpenting mereka adalah menelusuri arus transfer "duit jarahan" Rp 546 miliar yang akhirnya bermuara ke rekening sang makelar, PT Era Giat Prima dan pengusaha Joko Soegiarto Tjandra.
Isi laporan itu gawat. Sejumlah menteri dan kalangan dekat Presiden Habibie terbukti menerima cipratan uang haram itu. Sejumlah petinggi Golkar dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Fraksi Beringin juga masuk daftar penerima fulus. Menurut seorang petinggi Golkar, dokumen itu juga menelanjangi keterlibatan semua tokoh penting yang disebut dalam Catatan Penting Rudy Ramli, direktur utama bank itu.
Kini, di era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, sejumlah menteri lagi-lagi tersandung kasus korupsi. Terakhir, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar disebut-sebut dalam perkara suap Rp 1,5 miliar pada proyek pembangunan infrastruktur transmigrasi.
ARSIP |   |
SAMPAI Minggu subuh, lantai tiga gedung induk Bank Indonesia masih terang-benderang. Ternyata tengah digelar rapat mahapenting. Hadir antara lain Gubernur BI Syahril Sabirin, Deputi Senior Anwar Nasution, dan para deputi lainnya. Rapat berlangsung lebih dari 18 jam. ”Kami gantian tidur di atas,” kata Syahril kepada Tempo.
Rapat itu berkaitan dengan hasil audit PricewaterhouseCoopers yang beredar sejak Rabu pekan sebelumnya. Kantor akuntan publik itu diberi kuasa oleh Badan Pemeriksa Keuangan—atas desakan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia—untuk menginvestigasi skandal Bank Bali yang menghebohkan itu. Mandat terpenting mereka adalah menelusuri arus transfer ”duit jarahan” Rp 546 miliar yang akhirnya bermuara ke rekening sang makelar, PT Era Giat Prima dan pengusaha Joko Soegiarto Tjandra.
Isi laporan itu gawat. Sejumlah menteri dan kalangan dekat Presiden Habibie terbukti menerima cipratan uang haram itu. Sejumlah petinggi Golkar dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Fraksi Beringin juga masuk daftar penerima fulus. Menurut seorang petinggi Golkar, dokumen itu juga menelanjangi keterlibatan semua tokoh penting yang disebut dalam Catatan Penting Rudy Ramli, direktur utama bank itu.
Kini, di era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, sejumlah menteri lagi-lagi tersandung kasus korupsi. Terakhir, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar disebut-sebut dalam perkara suap Rp 1,5 miliar pada proyek pembangunan infrastruktur transmigrasi.
12 September 1923
Persatuan Islam didirikan di Bandung. Dipimpin Haji Zamzam dan Haji Muhammad Yunus, lembaga ini berfokus pada pendidikan dan aktivitas keagamaan.
13 September 2000
Bom meledak di gedung Bursa Efek Jakarta. Ledakan yang terjadi beberapa menit sebelum penutupan bursa itu menewaskan 15 orang.
14 September 1908
Pemerintah Belanda mendirikan perusahaan penerbitan dan percetakan Commissie voor de Volkslectuur. Pada 22 September 1917, namanya berubah menjadi Balai Pustaka.
15 September 1784
Vincenzo Lunardi, warga Italia, berhasil menerbangkan balon udara dari London, Inggris. Setelah menempuh perjalanan sejauh 24 mil, dia mendarat di Ware, Inggris.
16 September 1979
Stadion Teladan di Medan, Sumatera Utara, ambruk. Membeludaknya penonton konser bintang cilik Ferdinan Syah Albar atau Adi Bing Slamet membuat stadion yang dibangun pada 1951 ini tak kuat menampung ribuan pengunjung.
17 September 1811
Perang Inggris-Belanda di Jawa dimulai. Inggris memaksa Belanda menyerah di Semarang.
18 September 1970
James Marshall ”Jimi” Hendrix, pemain gitar listrik yang begitu berpengaruh dalam sejarah musik rock, meninggal akibat overdosis pada usia 27 tahun di London, Inggris.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo