Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kartun

21 Tahun Lalu

30 Mei 2011 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

15 September 1990
Krisis Terbesar Sepanjang 1990

RABU pekan itu, senyum yang biasanya menghiasi wajah para karyawati di loket Bank Duta nyaris tak tampak. Suasana murung dan sedih meliputi bank yang gedungnya berdiri megah di Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, ini. Kesedihan itu ternyata masih merundung beberapa karyawan lain, esok harinya. Sulit bagi mereka untuk begitu saja menerima, pemimpin teras Bank Duta, yang begitu mereka kagumi dan cintai, tiba-tiba harus angkat kaki. Para karyawan ini mungkin lebih sulit lagi untuk mencerna bahwa pihak Kejaksaan Agung, Senin pekan itu, membentuk tim yang langsung dipimpin Jaksa Agung Singgih.

Tim itu bertugas meneliti kemungkinan terjadinya tindak pidana korupsi di Bank Duta—suatu inisiatif yang berangkat dari dugaan bahwa krisis keuangan bank ini erat kaitannya dengan perbuatan kriminal. Langkah Kejaksaan Agung merupakan kejutan besar kedua, sesudah jajaran direksi bank tersebut dilengserkan dari ”singgasana” pekan sebelumnya.

Di bawah Dicky Iskandar Di Nata, bank ini salah membaca posisi, melakukan kekeliruan dalam perdagangan valuta asing dengan membuat kontrak pembelian mark Jerman. Nyatanya, dolar terus melemah terhadap mark Jerman. Bukannya meraih untung—sambil berharap mark Jerman melemah—Bank Duta malah rugi. Totalnya US$ 310-332 juta. Anehnya, kerugian yang sudah diderita sejak Juni 1989 itu luput dari pengamatan Bank Indonesia.

Dua dekade kemudian, skandal perbankan kembali mengemuka. Bermula dari raibnya dana Rp 111 miliar milik PT Elnusa di Bank Mega cabang Jababeka, Bekasi, belakangan terkuak bahwa bank milik pengusaha Chairul Tanjung itu diduga jadi tempat pencucian uang. Sinyalemen itu menguat setelah sejumlah fulus milik Kabupaten Batu Bara—yang juga raib di bank ini—berasal dari hasil tindak pidana korupsi.

ARSIP 

30 Mei 1983
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan dibentuk dengan Keputusan Presiden Nomor 31 Tahun 1983.

31 Mei 1946
Istri pendiri Muhammadiyah, Nyi Ahmad Dahlan alias Siti Walidah, wafat di Yogyakarta. Dia memperoleh gelar pahlawan nasional.

1 Juni 1945
Presiden Sukarno menyampaikan pidato di sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau Dokuritsu Junbi Cosakai. Momen ini kemudian dikenal sebagai hari lahir Pancasila.

2 Juni 1979
Paus Yohanes Paulus II mengunjungi tanah kelahirannya, Polandia. Ia menjadi paus pertama yang berkunjung ke negara komunis.

3 Juni 1482
Prabu Siliwangi (Sri Baduga Maharaja) diangkat sebagai Raja Pajajaran. Hari itu sekarang diperingati sebagai hari jadi Kota Bogor.

4 Juni 1962
Tokoh Darul Islam/Tentara Islam Indonesia di Jawa Barat, Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo, ditangkap. Peristiwa ini mengakhiri pemberontakan Negara Islam Indonesia. Ia dijatuhi hukuman mati dua bulan kemudian.

5 Juni 1968
Jakarta Fair atau Pekan Raya Jakarta digelar untuk pertama kalinya di sekitar Tugu Monas, Jakarta Pusat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus