Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
PENGHARGAAN
Warsito Purwo Taruno
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi memberikan penghargaan B.J. Habibie Technology Award 2015 kepada Warsito Purwo Taruno, pendiri dan CEO CTECH Labs EdWar Technology, pada 20 Agustus lalu. Doktor lulusan teknik elektro Shizouka University Jepang itu menciptakan Electrical Capacitance Volume Tomography (ECVT), yang memiliki fungsi memindai seperti CT-Scan dan MRI. Teknologi ini telah dipakai di Jepang, Amerika Serikat, Arab Saudi, dan Malaysia. "Temuannya kreatif, efisien, efektif. Produknya bisa dipakai oleh masyarakat," kata Kepala BPPT Unggul Priyanto, Kamis pekan lalu.
Hedi Hinzler dan John McGlynn
Antropolog dan arkeolog Hedi Hinzler serta penerjemah, editor, dan penerbit John McGlynn mendapat penghargaan Profesor Teeuw Award 2015 di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia pekan lalu. Yayasan yang didirikan sebagai penghormatan terhadap jasa akademikus dan kritikus sastra Indonesia Andries "Hans" Teeuw ini memberi penghargaan kepada orang Indonesia dan Belanda yang berperan dalam meningkatkan hubungan akademik kedua negara.
Hinzler, perempuan lulusan Universitas Leiden, Belanda, tekun mendokumentasikan budaya Indonesia. Ia membuat kajian manuskrip lontar serta wayang Jawa dan Bali. Adapun McGlynn adalah penerjemah literatur puisi dan prosa Indonesia. Pria asal Wisconsin, Amerika Serikat, ini tinggal di Jakarta sejak 1976. Dia mendirikan Yayasan Lontar pada 1987, yang menerbitkan ratusan buku dan mempromosikan sastra Indonesia dalam bahasa Inggris.
MENINGGAL
Suharno
Pelatih Kepala Arema Cronus ini meninggal pada usia 55 tahun pukul 19.40 di Puskesmas Pakisaji, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Rabu petang pekan lalu. Ia diduga terkena serangan jantung. Suharno tiga kali menangani Arema, klub sepak bola dari Malang. Suharno menjadi pelatih Arema Malang pada 1996-1997, pelatih Arema Indonesia pada 2011-2012, dan kembali menjadi pelatih Arema 2014. Jenazah Suharno dimakamkan di kampung halamannya di Kecamatan Selopuro, Blitar, Jawa Timur. l
Widya Purnama
Mantan Direktur Utama PT Pertamina ini mengembuskan napas terakhir pada usia 61 tahun di Rumah Sakit Mount Elizabeth Singapura, Selasa pekan lalu. Widya lahir di Parepare, Sulawesi Selatan, 26 Juli 1954. Dia memulai karier di PT Indosat hingga menjadi direktur utama pada 2004. Pada 11 Agustus 2004 Widya melepas jabatan di Indosat dan dilantik sebagai Direktur Utama PT Pertamina. Dia merombak Pertamina untuk melawan mafia minyak. Namun pada 8 Maret 2006 ia diganti karena dianggap sering berbeda kebijakan dengan Menteri Badan Usaha Milik Negara saat itu. Widya pula yang mengganti logo Pertamina yang semula bergambar dua kuda laut memeluk bintang kuning menjadi simbol huruf P pada 2005.
"Jika slogan Presiden Jokowi kerja, kerja, kerja, slogan saya pecat, pecat, pecat."
Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tentang resepnya menata birokrasi Jakarta, pekan lalu. Ia hendak memangkas 69.000 pegawai menjadi tinggal 15.000.
"Ancaman kelangkaan daging ayam ini seperti ancaman terorisme."
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menyamakan mogok penjual daging ayam dengan terorisme, pekan lalu, akibat harganya melambung.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo