Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
PENGHARGAAN
Joko Widodo
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dinilai sebagai tokoh yang menghargai perbedaan di Indonesia. Sebuah penghargaan Tokoh Pluralis 2013 disematkan kepadanya oleh Lembaga Pemilih Indonesia pada Senin pekan lalu. Jokowi dipilih bersama lima orang lainnya, yakni politikus Partai Kebangkitan Bangsa Ali Masykur Musa, CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo, Ketua Umum Partai Nasional Demokrat Surya Paloh, Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri, dan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto. "Mereka semua memiliki gagasan yang kuat mengenai pluralitas," kata Direktur Lembaga Pemilih Indonesia Boni Hargens.
Jokowi dipanggil pertama untuk menerima penghargaan itu. Dalam sambutannya, dia menyinggung kasus yang pernah mencuat, yakni penolakan atas Susan Jasmine Zulkifli sebagai Lurah Lenteng Agung, Jakarta Selatan. "Tak ada aturan mana pun yang melarang orang yang berbeda agama untuk menjadi pemimpin," dia menegaskan.
MENINGGAL
Gusti Bendara Pangeran Haryo Joyokusumo
Adik Raja Keraton Yogyakarta Sultan Hamengku Buwono X ini tutup usia tepat pada pengujung 2013, Selasa sore, 31 Desember. Joyokusumo, 57 tahun, meninggal dalam perawatan atas penyakit gagal ginjal di Rumah Sakit Medistra, Jakarta. "Selain gagal ginjal, juga komplikasi penyakit yang lain," kata juru bicara Keraton Yogyakarta, Kanjeng Raden Tumenggung Jatikusumo.
Joyokusumo adalah putra Sultan HB IX dari istri yang bernama Kanjeng Raden Ayu Windyaningrum. Joyokusumo pernah menjadi Ketua Fraksi Golkar di MPR pada 2004-2009 dan di Keraton Yogyakarta mengurusi bidang dalam negeri (Penghageng Kawedanan Hageng Panitra Pura).
"Ketum tak ada kaitan, Sekjen yang bertanggung jawab atas semua mekanisme di partai."
Sekretaris Jenderal Partai Golongan Karya Idrus Marham menegaskan hal itu di halaman gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Selasa pekan lalu. Saat itu, dia baru saja menjalani pemeriksaan terkait dengan dugaan suap bekas Ketua Mahkamah Konstitusi yang juga kader Golkar, Akil Mochtar, dan ditanya wartawan kemungkinan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie diperiksa pula oleh penyidik KPK.
"Saya belum mencocokkan suara nada dengan dia, takut malah ganggu. Rhoma juga kayaknya enggak mau karena saya kurang latihan."
Dalih ini diberikan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki T. Purnama atau yang biasa disapa Ahok setelah batal berduet dengan pedangdut yang belakangan berambisi menjadi calon presiden, Rhoma Irama. Duet keduanya semestinya terjadi dalam acara puncak Jakarta Night Festival pada Selasa malam, 31 Desember lalu.
"Padahal ayam sudah dibeli, sudah diungkep juga, tinggal beli arang sama kecap doang."
Bachtiar Imanudin, ketua rukun tetangga di Gang Hasan, Kampung Sawah, Ciputat, Tangerang Selatan, mengungkapkan bahwa penyergapan terhadap enam terduga teroris pada Selasa malam hingga Rabu pagi pekan lalu telah membuyarkan rencana pesta bakar ayam warga setempat untuk menyambut malam pergantian tahun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo