Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kutipan & Album

Album

20 Juni 2005 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MENINGGAL KH Rahmat Abdullah, 52 tahun

Mantan Ketua Majelis Pertimbangan Partai (MPP) Partai Keadilan Sejahtera, KH Rahmat Abdullah, meninggal dunia Selasa pekan lalu, sekitar pukul 20.00 WIB, saat dalam perjalanan menuju Rumah Sakit Islam Jakarta, Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Rahmat meninggalkan seorang istri dan tujuh orang anak

Menurut Suryama M. Sastra, anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di parlemen, Rahmat meninggal karena terserang stroke. Bakda isya, secara mendadak, seperti dituturkan salah seorang keluarganya, Rahmat mengalami sesak napas. Sebelum dibawa ke rumah sakit, dia sempat diperiksa dokter dan pada saat itu tekanan darahnya mencapai 220.

Dokter menyarankan agar yang bersangkutan segera dibawa ke rumah sakit. Namun, ajal menjemputnya dalam perjalanan menuju RSIJ, Cempaka Putih, Jakarta. Almarhum dimakamkan keesokan harinya di lokasi yang tak jauh dari kediamannya di Pesantren Iqro, Jati Makmur, Pondok Gede, Bekasi.

Sebagai orang yang dekat dengan Almarhum semasa hidupnya, Suryama menilai figur Rahmat adalah pribadi yang mengagumkan. "Dia itu guru saya sejak 1985. Dalam keadaan yang luar biasa sulit pun, beliau mampu menampilkan ketenangan," ujarnya. "Dia menyelesaikan masalah dengan cinta." Bahkan, kata Suryama, ketika memberi teguran, dia selalu menegur dengan halus.

Suryama dan simpatisan PKS merasa kehilangan dengan kepergian orang yang sangat dihormatinya itu. Rahmat Abdullah, yang lahir di Jakarta, 3 Juli 1953, adalah anggota DPR RI periode 2004-2009 dari daerah asal pemilihan Jawa Barat I (Bandung dan Cimahi).


"Itu saya sebut triple track strategy." —Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Sugiharto, Selasa pekan lalu. Ia mengatakan terus memantau dan mengoptimalkan kinerja BUMN demi pemenuhan setoran dividen BUMN kepada negara. Pemantauan itu dijabarkan dalam tiga strategi, yakni restrukturisasi, profitisasi, dan privatisasi.

"Saya tak akan mencalonkan diri dan tidak bersedia dicalonkan. Masih banyak kader muda Muhammadiyah yang mampu duduk di kursi ketua umum." —Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Amien Rais, saat melihat persiapan Muktamar Muhammadiyah ke-45 di Universitas Muhammadiyah Malang, Jawa Timur, Senin pekan lalu.


TEMPO DOELOE

20 Juni 2001 Jenderal Perves Musharaf terpilih menjadi Presiden Pakistan. Ia tampil ke gelanggang politik setelah mengkudeta Perdana Menteri Nawaz Sharif, membekukan parlemen dan lembaga-lembaga negara lainnya pada 1999.

22 Juni 1945 Pulau Okinawa di Jepang jatuh ke tangan tentara Amerika setelah 82 hari pertempuran sengit. Sekitar 80 ribu tentara Jepang tewas. Jatuhnya Okinawa membuka peluang Amerika menyerang Tokyo.

21 Juni 1970 Mantan presiden Soekarno, 69 tahun, meninggal dunia dalam pengucilan di Wisma Yaso, Jakarta. Proklamator dan presiden pertama Indonesia itu dikebumikan di Blitar, Jawa Timur.

24 Juni 1932 Revolusi berdarah meletus di Siam (sekarang Thailand) dan berhasil mengakhiri sistem kediktatoran militer. Siam kemudian beralih menjadi monarki konstitusional dengan raja hanya sebagai kepala negara.

25 Juni 1950 Tentara Korea Utara menginvasi Korea Selatan dengan menerobos perbatasan di beberapa titik. Invasi ini memicu Perang Korea selama tiga tahun.

26 Juni 1963 Presiden Amerika John F. Kennedy berpidato di depan ribuan warga Berlin Barat. Kedatangan Kennedy menjadi simbol solidaritas Amerika atas Kota Berlin yang terbelah karena pembangunan tembok pemisah Berlin Barat dan Timur.

23 Juni 1956 Jenderal Gamal Abdul Nasser terpilih sebagai Presiden Mesir kedua, setelah menang dalam pemilihan umum. Sebelumnya, Nasser mengudeta Presiden Muhammad Naquib dan menjadikan dirinya sebagai pemimpin sementara Mesir.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus