Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Percayakah Anda bahwa ada orang luar yang terlibat dalam penyerangan beberapa desa di Sulawesi Tengah? (17 - 24 Oktober 2003) | ||
Ya | ||
87.2% | 546 | |
Tidak | ||
9.6% | 60 | |
Tidak tahu | ||
3.2% | 20 | |
Total | 100% | 626 |
Bumi Sulawesi Tengah kembali tegang akibat penyerangan terhadap beberapa desa di Kecamatan Morowali, 9-12 Oktober lalu. Ketegangan mereda setelah polisi memburu dan mulai menangkapi pelaku penyerangan. Hasilnya, beberapa penyerang tewas. Polisi juga menemukan senjata otomatis, seperti M-16, dalam penangkapan.
Pemerintah, seperti disampaikan Menteri Koordinator Politik dan Keamanan Susilo Bambang Yudhoyono, tak main-main dalam upaya mengembalikan kedamaian di wilayah itu. Korban sudah terlalu banyak. Dalam penyerangan terakhir, sedikitnya 10 warga tewas. Pemerintah berencana menurunkan satuan tempur, setelah sebelumnya memberi perintah kepada Badan Intelijen Negara supaya melakukan operasi.
Yudhoyono menduga, pelaku penyerangan adalah gabungan antara ”pemain” lama di Poso dan orang luar. Mayoritas peserta jajak pendapat Tempo Interaktif sependapat. Apa pun, yang terpenting kini adalah menemukan pelakunya, agar kekerasan tak meluas.
Jajak pendapat ini tidak bersifat ilmiah dan hanya mencerminkan opini para pemakai Internet yang berpartisipasi dalam jajak ini. Hasilnya, yang dibuka setiap Jumat pukul 13.00, bisa dibaca juga di Majalah TEMPO terbaru dalam rubrik Indikator.
Indikator Pekan Ini:
Mayat Fathur Rohman al-Ghozi sudah dikirim ke Indonesia. Namun, masih ada soal yang tersisa. Tim forensik yang mengautopsi jenazahnya menemukan beberapa kejanggalan yang membuat mereka ragu soal penyebab kematian Al-Ghozi. Versi pemerintah Filipina, Al-Ghozi tewas dalam kontak senjata dengan aparat keamanan di Filipina selatan.
Tim Pembela Muslim, yang diberi mandat oleh keluarga untuk menangani Al-Ghozi, berencana mengajukan gugatan kepada pemerintah Filipina berdasarkan hasil autopsi itu. Muncul juga desakan agar pemerintah Indonesia meminta klarifikasi kepada pemerintah Filipina soal kematian pria asal Madiun itu. Perlukah? Kami tunggu pendapat Anda di www.tempointeraktif.com. Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
Edisi 1 Januari 2001 PODCAST REKOMENDASI TEMPO surat-pembaca surat-dari-redaksi angka kutipan-dan-album kartun etalase event Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Asas jurnalisme kami bukan jurnalisme yang memihak satu golongan. Kami percaya kebajikan, juga ketidakbajikan, tidak menjadi monopoli satu pihak. Kami percaya tugas pers bukan menyebarkan prasangka, justru melenyapkannya, bukan membenihkan kebencian, melainkan mengkomunikasikan saling pengertian. Jurnalisme kami bukan jurnalisme untuk memaki atau mencibirkan bibir, juga tidak dimaksudkan untuk menjilat atau menghamba ~ 6 Maret 1971 Jaringan Media © 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum |