Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Apakah menurut Anda Ahmad Dhani harus menanggung hukuman akibat ulah anaknya yang terlibat dalam kecelakaan maut di tol Jagorawi?
(12-19 September 2013) |
||
Ya | ||
74,6% | 1.195 | |
Tidak | ||
22,5% | 360 | |
Tidak Tahu | ||
2,9% | 47 | |
Total | (100%) | 1.602 |
Yahoo Indonesia
Apakah menurut Anda Ahmad Dhani harus menanggung hukuman akibat ulah anaknya yang terlibat dalam kecelakaan maut di tol Jagorawi?
(12-19 September 2013) |
||
Ya | ||
93% | 2.526 | |
Tidak | ||
4% | 978 | |
Tidak Tahu | ||
3% | 161 | |
Total | (100%) | 3.665 |
Kecelakaan maut kembali terjadi di jalan tol Jagorawi. Mitsubishi Lancer yang dikemudikan AQJ, putra bungsu musikus Ahmad Dhani, menabrak pagar pembatas tol dan terbang menghantam beberapa mobil lain, 8 September lalu. Tujuh orang tewas dan beberapa lainnya luka-luka. Yang membuat perhatian publik terbetot pada kasus ini, AQJ baru berusia 13 tahun. Tanpa surat izin mengemudi, dia nekat mengantar pulang pacarnya pada dinihari itu, dengan mobil hadiah ulang tahunnya. Sebagai orang tua, Ahmad Dhani langsung menyatakan siap bertanggung jawab. Bersama mantan istrinya, Maia Estianty, dia sudah diperiksa polisi. Pentolan band Dewa ini juga berkeliling menjenguk keluarga korban tewas dan memberikan santunan. Tapi rupanya itu belum cukup. Jajak pendapat yang digelar Tempo.co dan Yahoo! pekan lalu menemukan bahwa mayoritas responden ingin Dhani bertanggung jawab secara hukum. Soal ini tentu polisi dan jaksa yang kelak menentukan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
Edisi 24 Maret 2014 PODCAST REKOMENDASI TEMPO surat-pembaca surat-dari-redaksi angka kutipan-dan-album kartun etalase event Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Asas jurnalisme kami bukan jurnalisme yang memihak satu golongan. Kami percaya kebajikan, juga ketidakbajikan, tidak menjadi monopoli satu pihak. Kami percaya tugas pers bukan menyebarkan prasangka, justru melenyapkannya, bukan membenihkan kebencian, melainkan mengkomunikasikan saling pengertian. Jurnalisme kami bukan jurnalisme untuk memaki atau mencibirkan bibir, juga tidak dimaksudkan untuk menjilat atau menghamba ~ 6 Maret 1971 Jaringan Media © 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum |