Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INSTITUT Teknologi Bandung berencana memberikan gelar doctor honoris causa bidang teknologi informasi kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Anugerah ini diputuskan melalui voting dalam Sidang Majelis Guru Besar ITB, 16 Januari lalu, yang dihadiri 30 dari 51 anggota senat.
Karena banyak protes, rencana penganugerahan gelar itu pada Dies Natalis ke-50 ITB, 2 Februari lalu, gagal. Tapi ini bukan berarti gelar tak jadi diberikan. ”Presiden ingin waktu penganugerahan ditetapkan setelah pemilu selesai,” kata Rektor ITB Prof Dr Djoko Santoso, setelah menemui Yudhoyono, Jumat dua pekan lalu.
Ditanyai soal ini, sebagian besar responden Tempo Interaktif pada jajak pendapat 4-11 Februari lalu berpendapat Presiden Yudhoyono tidak pantas mendapat gelar kehormatan untuk bidang yang tidak dia kuasai itu.
Komentar
Kalau memberi gelar, perhatikan apakah orang itu menguasai bidang itu atau tidak.
(Fanvika, Palembang)
Sungguh aneh. ITB kasih Dr HC menjelang pemilu. SBY-nya menolak, sebagian alumnusnya menolak, tapi ITB bersikeras.
(Asep Rahmat, Bandung)
Memang cuma segitulah nilai titel ITB. Diobral aja gak laku. SBY gak mau terima.
(Juminten, Yogyakarta)
Indikator Pekan Ini
Mendengar ini, Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla, yang tengah melawat ke Belanda, merasa diremehkan. Dari Den Haag, Kalla menegaskan Golkar pun belum menentukan calon presiden yang akan diusung.
Menurut Anda, apakah gara-gara pernyataan Achmad, Golkar tak lagi mau mendukung Yudhoyono sebagai calon presiden pada pemilu mendatang? Kami tunggu jawaban dan komentar Anda di www.tempointeraktif.com Menurut Anda, pantaskah Presiden Yudhoyono mendapat gelar kehormatan dari ITB di bidang teknologi informasi? Yes 30,82% 524 Tidak 63,82% 1.085 Tidak Tahu 5,35% 91 Total 100% 1.700
WAKIL Ketua Umum Partai Demokrat Achmad Mubarok mengatakan Partai Demokrat belum memutuskan pendamping Susilo Bambang Yudhoyono sebagai calon wakil presiden dalam pemilu mendatang. Alasan dia, perolehan suara partai-partai belum jelas. ”Kalau nanti Golkar mendapat suara 2,5 persen dan Partai Keadilan Sejahtera 20 persen, Demokrat tentu akan berkoalisi dengan Partai Keadilan Sejahtera,” katanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo