Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

prelude

Duet Ahok-Djarot Cocok

15 Desember 2014 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Apakah Anda yakin Djarot Saiful Hidayat ideal mendampingi Ahok sebagai wakil gubernur?
(25 November-4 Desember 2014)
Ya
73,1% 498
Tidak
13,8% 94
Tidak Tahu
13,1% 89
Total (100%) 681

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) telah memilih Djarot Saiful Hidayat sebagai calon wakil gubernur. Basuki memilih Djarot karena berpengalaman sebagai Wali Kota Blitar selama dua periode. Sejak Januari lalu, Ahok juga terpesona oleh gaya Djarot yang mirip dengan gaya bosnya dulu, Joko Widodo, yang doyan blusukan, keras terhadap birokrasi, dan mampu menata pedagang kaki lima.

Keinginan itu kemudian disampaikan Basuki kepada Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, yang menaungi Djarot. Sementara itu, di luar sana, sayup-sayup terdengar dorongan agar Ketua DPD PDIP Jakarta Boy Bernardi Sadikin yang menjadi calon wakil gubernur.

Mega menimbang-nimbang siapa yang layak menjadi pendamping Basuki. Dia akhirnya meluluskan keinginan Basuki dan meminta Boy, putra mantan Gubernur DKI Ali Sadikin, tetap menjadi Ketua PDIP Jakarta. "Jakarta ini barometer. Pertaruhannya besar dan partai tak ingin main-main," ujar Djarot di kantor Tempo, awal bulan ini.

Djarot, yang pernah melambungkan pundi-pundi Kota Blitar hingga 15 kali lipat, mengibaratkan problem di Jakarta dan Blitar seperti langit dan bumi. "Semua masalah yang dihadapi setiap kota di negeri ini ada di Ibu Kota," ucapnya. Ketika resmi menjadi wakil gubernur nanti, Djarot bakal menggenjot pengerjaan proyek mass rapid transit untuk menyambut Asian Games 2018.

Sementara Basuki tampil dengan gaya kepemimpinan yang meledak-ledak dalam menghadapi pejabat DKI, Djarot mengaku punya jurus yang berbeda 180 derajat. Sebagai ujung tombak roda pemerintahan, dia menilai para birokrat tak bisa digerakkan dengan cara dihardik atau ditakut-takuti akan dicopot. "Mereka harus diberi sentuhan terus-menerus," kata Djarot.

Ketegangan antara Basuki dan sejumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jakarta dari koalisi pendukung Prabowo Subianto mungkin teratasi dengan kehadiran Djarot. Jauh sebelum dicalonkan sebagai Wakil Gubernur DKI, dia mengaku sudah menjalin komunikasi dengan sejumlah anggota Dewan Jakarta dari Gerindra dan Nasional Demokrat. Lagi pula, menurut Djarot, solusi hubungan yang kurang harmonis antara eksekutif dan legislatif adalah komunikasi.

Perbedaan gaya Basuki dan Djarot ini dianggap sebagian masyarakat sebagai duet yang pas untuk memimpin Ibu Kota. Menurut jajak pendapat di Tempo.co, sebanyak 498 dari 681 responden (73,1 persen) yakin Djarot adalah sosok yang ideal mendampingi Basuki sebagai wakil gubernur. Sedangkan 94 orang (13,8 persen) tak setuju bahwa pasangan ini bakal "mesra" dan 89 responden (13,1 persen) memilih tidak bersikap.

Ikuti Polling Indikator di www.yahoo.co.id

Indikator Pekan Depan

Apakah Anda yakin Demokrat akan bergabung dengan koalisi Jokowi? www.tempo.co.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum