Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tempo.co
Setujukah Anda Menteri Susi Pudjiastuti meninjau ulang kebijakan pencurian ikan seperti diminta Wakil Presiden Jusuf Kalla?
|
||
Ya | ||
(27%) | 575 | |
Tidak | ||
(72%) | 1.530 | |
Tidak Tahu | ||
(1%) | 22 | |
Total | (100%) | 2.127 |
NABOK nyilih tangan atau menampar memakai tangan orang lain. Barangkali ini ungkapan rada tepat menggambarkan para pengusaha ikan yang gerah dan terusik oleh banyak kebijakan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. Mereka mengirimkan data kepada Wakil Presiden Jusuf Kalla tentang dampak buruk kebijakan Susi: pemecatan di perusahaan ikan, pengangguran, dan kemiskinan karena nelayan tak bisa melaut. Kunjungan Kalla ke Bitung, Sulawesi Utara, pada 18 Maret lalu dijadikan momen pengusaha untuk menunjukkan betapa mereka merana atas keputusan Susi. Di sana, Kalla mendapati unit pengolahan ikan milik PT Delta Pasific Indontuna (Delpi) yang kosong dan tiada aktivitas berarti. Gudangnya yang berkapasitas 160 ton hanya terisi 15 ton tuna beku. Dari 1.300 buruh yang bekerja di situ, cuma sepertiganya yang masuk. Melihat itu, Kalla menyimpulkan Susi keblinger. "Jangan semua dianggap pencuri," kata Kalla. Dia lantas mengadukan temuan tersebut kepada Presiden Joko Widodo dan meminta Susi meninjau kembali kebijakannya. Berbeda dengan Kalla, peserta jajak pendapat di Tempo.co justru menilai Susi sudah melakukan langkah yang tepat. Sebanyak 1.530 dari 2.127 responden menilai Susi tak perlu menggubris permintaan Kalla. Bagi Susi, urusan belum selesai. Dia segera menjawab tudingan Kalla dengan data. "Data Bapak salah. Bapak dibohongi," ujar Susi kepada Kalla. Sementara "pembisik" Kalla mengeluhkan imbas kebijakan Susi, ada kelompok nelayan dan pengusaha yang mendukung karena Susi dianggap berani mengusir kapal asing pencuri ikan. Hanya, ada catatan agar Susi lebih responsif terhadap keluhan pengusaha.
Indikator Pekan Ini Percayakah Anda Ahok terlibat dugaan suap proyek reklamasi?www.tempo.co. |
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo