STAND cilik itu menarik perhatian orang banyak. Karena ada papan
yang berbunyi: "Di sini dijual: Sumedang KOPTI". Di balik kaca,
bertumpuk tahu-tahu yang telah digoreng. Di sudut yang lain, ada
jajaran tahu dan tempe mentah. Di bagian yang lain lagi, ada
sambel goreng tempe, sambel goreng tahu dan banyak makanan
matang lainnya. Dalam kemasan yang apik, makanan yang bahan
pokoknya dari tahu dan atau tempe bisa dibawa untuk oleh-oleh.
Itulah awal karir T & T (tahu & tempe) di Pekan Raya Jakarta
tahun ini, ketika KOPTI (Koperasi Produsen Tempe-Tahu Indonesia)
membuka dua stand. Yang satu berfungsi sebagai warung, dan
sebuah -- di anjungan DKI bagian atas -- adalah display untuk
mempopulerkan KOPTI.
Tapi kenapa disebut Sumedang? Jawab Thamrin, pejabat hubungan
masyarakat KOPTI: "Karena kami tahu KOPTI belum begitu terkenal,
sedang trademark Sumedang untuk tahu sudah termashur."
Sebetulnya KOPTI telah berdiri sejak 1979. Achmad Rouzni Noor
bersama A. Madjidsyah, Gutomo dan Shahibu, menyebut tanggal 11
Maret saat KOPTI start tampil ke depan. Koperasi ini bertolak
dari usaha penyamarataan distribusi kedelai yang masih diimpor
dan selalu tidak cukup. Juga akibat bahan baku itu selalu naik
harganya.
"Indonesia membutuhkan 4.300 ton kedelai setiap harinya," kata
Achmad Rouzi Noor dalam konperensi pers 29 Mei yang lalu. Dari
jumlah itu, yang dipakai untuk keperluan produksi tempe 3.000
ton dan untuk tahu 1.300 ton.
KOPTI -- yang kini anggotanya ada 12.000 lebih dari 40 koperasi
di Pulau Jawa dan Pontianak serta Palembang-kini menuju ke
mekanisasi. Terutama untuk pembuatan tahu.
Mekanisasi tahu? Ya. Di Jepang, tahu dibuat secara masinal
bukan hal yang aneh lagi. Bahkan "di Indonesia, kami sudah
mempunyai 15 mesin tahu dan telah berproduksi," kata Achmad R.
Noor.
KOPTI - percaya dengan mekanisasi ini tenaga kerja justru
bertambah. Juga hasil yang diproduksi lebih bersih dan lebih
banyak, sementara pemakaian kedelai lebih sedikit.
Niat KOPTI yang lain ialah menaikkan gengsi pengrajin tahu dan
tempe. Maklum, tempe sering dikaitkan dengan hal yang tidak
"maju". Maka KOPTI juga telah menyediakan 100 resep lauk-pauk
yang dibuat dari tahu tempe, dan 50 macam resep jajanan dengan
unsur kedelai. Ini meliputi kripik tempe, kripik oncom, krupuk
tahu atau legendar kedele.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini