Genosida

AKHIR pekan ini, 27 Januari, Perserikatan Bangsa-Bangsa memperingati korban Holocaust, pembantaian keturunan Yahudi oleh Nazi selama Perang Dunia II. Genosida atau pemusnahan massal suatu bangsa, etnis, ras, atau kelompok agama terjadi di berbagai benua. Hingga sekarang, kejahatan kemanusiaan ini masih saja terjadi.
6-10 juta orang mati di Ukraina pada 1932-1934 akibat memberontak terhadap sistem pengelolaan lahan oleh Uni Soviet
200-300 ribu korban pembantaian tentara Jepang di Nanking, Cina, pada Desember 1937-Januari 1938
20-80 ribu perempuan di Nanking diduga diperkosa tentara Jepang
>100 ribu warga Kurdi Irak mati akibat serangan tentara rezim Saddam Hussein pada 1988
±100 ribu orang tewas setelah Bosnia-Herzegovina memutuskan berpisah dari Yugoslavia pada 1992-1995.
±800 ribu warga Rwanda terbunuh pada perang saudara April-Juli 1994
75% di antaranya berasal dari suku Tutsi, yang kebanyakan melawan pemerintah Hutu
±1,5 juta warga Armenia tewas pada masa pemerintahan Ottoman, 1915-1922
1,7-2 juta warga Kamboja meninggal selama empat tahun pemerintahan Khmer Merah
2.000-4.000 perkiraan keturunan Yazidi mati di Irak dan Suriah akibat kekejaman kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS)
>160 pelaku genosida, termasuk bekas Presiden Serbia dan Yugoslavia, Slobodan Milosevic, dihadapkan ke pengadilan

Holocaust
6 juta orang Yahudi terbunuh selama 1933-1945
1 juta di antaranya anak-anak
7 dari 10 orang Yahudi dibunuh di Eropa
200 ribu gipsi dan 200 ribu penyandang disabilitas mental ikut menjadi korban
+ 1.000 ghetto, penampungan kaum Yahudi, di seluruh wilayah yang dikuasai Jerman
400 ribu warga Yahudi Polandia ditahan di Ghetto Warsawa dengan luas hanya 3,3 kilometer persegi
6.000 orang Yahudi dibantai di kamar gas di kawasan kamp Auschwitz setiap hari saat pengiriman tahanan meningkat
12 petinggi Jerman, seperti Hermann Goering dan Hans Frank, dihukum mati karena dianggap sebagai penjahat perang

Sumber: Bbc, Cnn, Genocide Watch, History, Human Rights Watch, United Nations, United States Holocaust Memorial Museum