Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Angka

Hentikan Aksi Pengerahan Massa

1 April 2001 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Apakah Anda setuju dengan model pengerahan massa pro dan anti Presiden Wahid ke Jakarta?
(16 - 23 Mar, 2001)
Ya
7.8% 60
No
89.7% 685
Tidak tahu
2.5% 19
Total 100% 764

BARISAN massa itu mengular di badan Jalan Sudirman, Jakarta. Sembari menenteng spanduk mereka berjalan dengan berjajar tiga sampai empat orang sepanjang lima ratus meter, Selasa pagi pekan lalu. Di tengah riuh rendah kemacetan lalu lintas dan teriakan klakson mobil -entah dari pengemudi yang ingin memberikan dorongan semangat atau minta lewat karena terlambat ke tempat tujuan- tak henti-hentinya mereka meneriakkan dukungan terhadap Presiden Abdurrahman Wahid.

Menjelang tengah hari barisan pendukung Presiden Wahid telah mencapai pintu gerbang Gedung DPR/MPR. Gerak mereka tak tertahankan oleh bentangan pagar kawat berduri setinggi dua meter dan aparat keamanan. Walhasil, mereka masuk ke pelataran kantor wakil rakyat, berlarian ke tangga gedung utama, membeberkan spanduk, berorasi, bernyanyi serta mengecam aksi massa penentang kyai pujaan mereka yang kini tengah memerintah negeri.

Hari itu warga Jakarta kembali menyaksikan gelombang aksi massa di jalanan dan pelataran Gedung DPR/MPR. Sebagai bagian dari mata rantai unjuk rasa pro dan kontra Presiden Wahid yang menghangat sejak wakil rakyat mengeluarkan Memorandum I. Sayangnya, tidak semua aksi penyampaian pendapat ini berjalan dengan mulus. Gesekan antar kelompok yang berseberangan tak jarang menimbulkan ekses yang merugikan masyarakat luas. Mulai dari skala yang paling ringan seperti kemacetan lalu lintas, aksi pemblokiran jalan, hingga bentrokan fisik di antara mereka.

Tak heran bila gerakan penyampaian pendapat -yang mestinya melahirkan respon positif di tengah penegakan kehidupan demokrasi- seperti itu kini mengundang reaksi beragam dari masyarakat. Hampir sembilan puluh persen responden misalnya, menolak aksi pengerahan massa ke Jakarta. Gerakan massa untuk mendukung atau melawan Presiden Wahid hanya mengundang simpati sepuluh persen dari 764 pengunjung yang mengikuti jajak pendapat oleh TEMPO Interaktif. Agaknya, kedua belah kubu harus merumuskan kembali mekanisme aksi massa mereka jika ingin menuai acungan jempol daripada kecaman dari warga yang merasa dirugikan.


Indikator Pekan Depan:

Situasi keamanan di Aceh tak kunjung pulih. Tak cuma warga yang ketakutan akibat kontak senjata antara anggota polisi melawan pengikut Gerakan Aceh Merdeka, tapi juga perusahaan gas sekelas Exxon Mobil yang menghentikan produksinya dengan alasan serupa. Pemerintah menyambut perkembangan keadaan ini dengan menabuh genderang perang melalui pemberlakuan operasi militer ke Serambi Mekkah. Apakah Anda sependapat dengan keputusan ini? Klik saja www.tempointeraktif.com untuk menyuarakan pendapat Anda.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus