Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Surat Dari Redaksi

Liputan ahmed dan harymurti

Ahmed soeriawidjaya dan bambang harymurti ke manila meliput serangkaian percobaan kudeta oleh militer. mereka mewawancarai sejumlah tokoh militer. di antaranya: eduardo ermita dan rafael ileto.

5 September 1987 | 00.00 WIB

Liputan ahmed dan harymurti
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
KETIKA Ahmed Soeriawidjaja dan Bambang Harymurti beberapa waktu yang lalu kami tugasi meliput serangkaian percobaan kudeta di Pilipina, dan sekaligus mewawancarai tokoh tokoh militer di sana, mereka terbang ke Manila dengan sikap pesimistis. Di mata mereka, mewawancarai tentara, sosok yang umumnya menampakkan wajah yang angker, merupakan sebuah penugasan dengan kemungkinan berhasil yang kecil. Tapi gambaran kedua wartawan TFMPO itu yang berangkat sendiri-sendiri, tentang keangkeran militer berubah 180 derajat begitu mereka muncul di Kamp Aguinaldo dan Kamp Crame -- dua markas tentara Filipina yang selalu "terlibat" dalam percobaan kudeta maupun penumpasannya. "Mereka ternyata ramah sekali," tulis Ahmed. Pengalaman Ahmed memang menun jukkan itu. Ketika Mayjen Eduardo Ermita, Deputi Kepala Staf Angkatan Bersenjata FiLipina bertemu dengan wartawan asing di Hotel Manila, Ahmed tak punya kesempatan untuk bertanya. Hampir seluruh waktu untuk tanya jawab diborong oleh wartawan Amerika. Tapi Ahmed tak kehilangan akal. Begitu Ermita meninggalkan ruang konperensi, Ahmed langsung mencegat Jenderal di gang hotel, dan memberondongnya dengan sejumlah pertanyaan, dan semuanya mendapat jawaban memuaskan. Hanya untuk menjawab pertanyaan terakhir Ermita minta sedikit waktu. Ia mau ke kamar peturasan. "Soalnya, saya sudah kebelet mau pipis dari tadi," kata Ermita. Tak cuma itu kemudahan yang diperoleh Ahmed. Ia juga diperkenankan mengunjungi Kamp Aguinaldo, dan memotret di sana. Pengalaman Harymurti tak berbeda jauh dengan pengalaman Ahmed. "Hampir tak ada yang mereka rahasiakan kepada wartawan," kata Harymurti. Di Kamp Aguinaldo, Harymurti bahkan diperlakukan tentara-tentara itu sebagai orang penting. "Anda wartawan? Mari sini, saya kasih bahan berita menarik. Tapi, nama saya jangan disebut," kata mereka. Tokoh-tokoh militer penting yang diwawancarai Harymurti, antara lain Menteri Pertahanan Jenderal (purnawirawan) Rafael Ileto, Ermita, dan sejumlah perwira menengah, termasuk Kolonel Gregorio Honasan, yang berulang kali terlibat usaha penggulingan Presiden Cory Aquino. Tentang mereka yang tak mau ditulis nama itu, umumnya, para perwira menengah mayor sampai kolonel. Begitu akrabnya tentara Pilipina, wartawan hampir tak pernah dapat kesulitan untuk mewawancarai tokoh-tokoh militer di rumah, lewat telepon, atau menemui langsung di Kamp Aguinaldo. Harymurti bahkan pernah datang di kamp itu dengan mengendarai taksi pada pukul 5 subuh tanpa dicurigai. "Padahal, mereka dalam keadaan siaga perang, kata Harymurti. Suasana di Kamp Aguinaldo ketika itu, digambarkan Harymurti, seperti suasana sebuah pasar -- wartawan bebas keluar masuk. Kemudahan yang diberikan tentara Filipina kepada wartawan saat ini mungkin karena sikap, mungkin juga lantaran "revolusi" membutuhkan publikasi untuk membangun sebuah citra. Adakah kemudahan seperti sekarang masih akan dinikmati wartawan di waktu-waktu mendatang? Hanya militer Pilipina yang tahu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus