Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Surat Pembaca

Mahalnya Harga Sebuah Kursi

22 Februari 1999 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SELAIN identik dengan wanita-wanita cantik, arena balap?khususnya F1?adalah gelanggang duit. Bayangkan saja, Michael Schumacher, juara dunia F1 tahun 1994-1995, mendapat bayaran dari tim Ferrari F1 sebesar US$ 30 juta untuk satu musim kompetisi. Angka itu masih ditambah bonus dari promotor atas hasil penjualan tiket dan fee tayangan televisi. Tapi, untuk bisa mengantongi uang sekian banyaknya, Schumi?begitu pembalap Jerman itu akrab disapa?harus punya modal yang tak sedikit. Untuk bermain gokar, tapak terbawah dari jenjang menuju F1, seorang pembalap harus menyediakan dana sekurangnya US$ 30 ribu. Sekitar US$ 10 ribu dialokasikan untuk belanja kendaraannya. Sisanya untuk membeli ban dan suku cadang. Untuk menjadi pembalap formula regional seperti Formula Ford?jenjang berikutnya setelah gokar?biayanya lebih mahal. Pembalap harus membayar sewa kendaraan yang disiapkan tim dengan tarif sekitar US$ 150 ribu. Selain itu, pembalap harus menyediakan kocek tambahan untuk keperluan perjalanan dan akomodasi selama berlaga di negeri orang. Tarif yang ditetapkan tim-tim F3 tentu lebih tinggi. Tim RC Motorsport (Italia), misalnya, mematok angka sekitar US$ 450 ribu untuk satu musim kompetisi yang terdiri atas 14 seri. Pada jenjang ini, pembalap mulai dibentuk menjadi seorang profesional. Sedangkan biaya untuk duduk di kokpit F3000 saat ini berkisar antara US$ 650 ribu dan US$ 750 ribu. Bagaimana dengan tim-tim F1? Untuk tim gurem yang selalu dimanfaatkan sebagai batu loncatan, pembalap harus membawa sponsor sendiri. Tim Arrows atau Minardi, misalnya, memasang banderol US$ 6 juta atau senilai Rp 48 miliar (kurs Rp 8.000). Bila prestasi si pembalap bagus, tim-tim besar seperti Ferrari, McLaren, Williams, atau Benetton biasanya akan melirik. Inilah masa-masa keemasan bagi seorang pembalap. Sebab, tim akan membayar dengan gaji besar. Konsekuensinya, pembalap tak boleh membawa sponsor lagi karena tim punya kontrak sendiri.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus