MENINGGAL: Janda pahlawan revolusi Jenderal Achmad Yani, Nyonya Yayu Ruliah, 66 tahun, Ahad sore kemarin meninggal dunia di RS Gatot Subroto, Jakarta. Menurut suami Nyonya Emmy (putri kedua almarhumah), Soebronto Laras, yang juga Presiden Direktur Indomobil Group, sebagaimana dikutip Kompas, almarhumah mengalami komplikasi penyempitan saluran pernapasan akibat asma menahun. Sebenarnya, menjelang Lebaran, kondisi kesehatan Nyonya Yayu sudah merosot terus. Tapi, tutur Nyonya Emmy, ia bersikeras enggan ke rumah sakit. Sampai pada Rabu dini hari, 24 April 1991, kesehatannya semakin memburuk. Akhirnya, Nyonya Yayu dilarikan ke RS Gatot Subroto. Ia mengalami komplikasi asma, ginjal, dan darah tinggi. Almarhumah dimakamkan di TPU Jeruk Purut, Cilandak, Jakarta Selatan. Beliau meninggalkan 6 putri, 2 putra, 16 cucu. Di rumah duka, Jalan Lembang, Jakarta, tampak melayat Presiden Soeharto dan Ibu Tien, Wapres Sudharmono, Pangab Jenderal TNI Try Sutrisno, Ketua Mahkamah Agung Ali Said, Menteri Koperasi Bustanil Arifin, Menko Ekuin Radius Prawiro, bekas Pangkopkamtib Jenderal (Purn.) Soemitro, Jenderal (Purn.) A. H. Nasution, dan ibu-ibu janda pahlawan revolusi lainnya. Nyonya Yayu, dilahirkan di Denpasar dan dibesarkan di Magelang, menikah dengan almarhum Jenderal Achmad Yani pada 5 Desember 1944. Setelah Yani meninggal dunia akibat peristiwa G30S-PKI, ia berhasil mengantarkan semua anaknya sampai perguruan tinggi. Dalam usia senja, ia juga masih aktif di berbagai organisasi sosial dan pendidikan. Ia antara lain menjadi Ketua Koperasi Persatuan Wara Kawuri dan pernah mengelola sebuah akademi teknik di Cimahi, Jawa Barat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini