Bekas Pangdam Siliwangi (1959-1962), Letjen. (Purn.) TNI H.R. Ahmad Kosasih, 68 tahun, meninggal dunia di Rumah Sakit Borromeus, Bandung, Kamis pekan lalu. Jenazah almarhum dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Cikutra, Bandung, dengan upacara militer, dengan inspektur upacara KSAD Jenderal Edi Sudrajat. Menurut penuturan putra almarhum, Nugraha Kosasih, setengah jam sebelum Ahmad Kosasih mengembuskan napas terakhir, ia masih sempat pidato ulang tahun di tempat pengabdiannya terakhir sebagai Komisarir Utama PT Propelat. Di tengah pidato itu almarhum jatuh karena serangan jantung. Almarhum mengawali karier militernya di zaman Jepang, 1945, sebagai Syodanco Peta Dai II Daidan. Setelah menjadi Pangdam, Kosasih sempat menjadi duta besar untuk Australia-Selandia Baru (1964-1968) dan pernah pula memimpin Lemhanas (19751979). Setelah itu, ia kembali menjadi duta besar di Belanda (1979-1983). Tahun 1985-1990, almarhum menjabat Direktur Utama PT Propelat -- perusahaan milik Kodam Siliwangi. Sejak 1990 hingga akhir hayatnya, ia menjabat sebagai Komisaris Utama. Sementara itu, berita duka cita juga datang dari Medan. Tiga hari menjelang Lebaran, satu-satunya guru besar Agama Buddha di Indonesia, Prof. Dr. Harsa Swabodhi Rusli, juga meninggal dunia karena penyakit asma. Ia adalah pendiri Institut Buddha Dharma Indonesia (IBDI) Medan. Sebagai ahli agama Budha dan penerjemah kitab Shanghyang Kahayamanikan (satusatunya kitab suci Agama Budha dalam bahasa Kawi), almarhum tak hanya dikenal di Indonesia. Di dunia internasional, ia tercatat sebagai anggota tetap World Fellowship of Budhism. Hingga akhir hayatnya, ayah lima anak dan kakek 9 cucu itu mengajar agama Budha di Universitas Sumatera Utara dan berbagai perguruan tinggi di luar negeri, seperti Singapura, Malaysia, Korea Selatan, dan Taiwan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini