Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Apakah Anda yakin, melalui program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), kelompok miskin akan menerima pelayanan kesehatan yang lebih baik dari pemerintah?
|
||
Ya | ||
32,3% | 193 | |
Tidak | ||
62,0% | 370 | |
Tidak Tahu | ||
5,7% | 34 | |
Total | (100%) | 597 |
Yahoo Indonesia
Apakah Anda yakin, melalui program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), kelompok miskin akan menerima pelayanan kesehatan yang lebih baik dari pemerintah?
|
||
Ya | ||
16% | 122 | |
Tidak | ||
80% | 598 | |
Tidak Tahu | ||
4 % | 25 | |
Total | (100%) | 745 |
Pemerintah meresmikan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), yang dikelola Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, pada awal tahun ini. Sebanyak 1.710 rumah sakit swasta dan pemerintah serta 15 ribu klinik dan dokter akan melayani peserta BPJS. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, melalui BPJS, rakyat miskin di seluruh Indonesia bisa berobat dan dirawat gratis di puskesmas dan rumah sakit. "Saya tak ingin mendengar ada pekerja tidak terlindungi. Saya tak mau mendengar laporan rakyat kurang mampu ditolak rumah sakit dan tak bisa berobat karena alasan biaya," Yudhoyono menegaskan. Jaminan sosial sebenarnya tak sepenuhnya gratis karena pegawai negeri sipil, anggota TNI dan Polri, serta pegawai swasta tetap membayar iuran 5 persen dari gaji. Negara hanya menjamin biaya premi bagi 86,4 juta warga miskin. Presiden menargetkan, pada 2019, seluruh rakyat Indonesia telah menjadi peserta jaminan kesehatan. Banyak yang ragu terhadap pelaksanaan program jaminan kesehatan ini meski terasa manis, indah, dan menyenangkan. Pemeo "orang miskin tak boleh sakit di negeri ini" sudah begitu lekat. Hasil jajak pendapat situs Tempo.co dan portal Yahoo! Indonesia ragu program JKN akan membuat pelayanan kesehatan kelompok masyarakat miskin menjadi lebih baik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
Edisi 24 Maret 2014 PODCAST REKOMENDASI TEMPO surat-pembaca surat-dari-redaksi angka kutipan-dan-album kartun etalase event Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Asas jurnalisme kami bukan jurnalisme yang memihak satu golongan. Kami percaya kebajikan, juga ketidakbajikan, tidak menjadi monopoli satu pihak. Kami percaya tugas pers bukan menyebarkan prasangka, justru melenyapkannya, bukan membenihkan kebencian, melainkan mengkomunikasikan saling pengertian. Jurnalisme kami bukan jurnalisme untuk memaki atau mencibirkan bibir, juga tidak dimaksudkan untuk menjilat atau menghamba ~ 6 Maret 1971 Jaringan Media © 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum |