Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
ETNIS Rohingya tak pernah diakui dan terasing di negerinya sendiri, Myanmar. Bahkan kini mereka menghadapi ancaman pemusnahan massal alias genosida. Konflik yang tak kunjung henti, dengan sikap represif junta militer, mengakibatkan mereka terpaksa mengungsi ke negara lain.
- 135 kelompok etnis diakui di Myanmar, Rohingya tidak diakui
- 78% tingkat kemiskinan di Rakhine, terburuk kedua
- 1,5 juta warga Rohingya mengungsi sejak akhir 1970
- 370 ribu di antaranya menuju Bangladesh dalam dua pekan terakhir
- 37% tingkat kemiskinan di Myanmar
- 3,2 juta, populasi pada 2012, 60 persen di antaranya beragama Buddha
- 30 persen atau sekitar 1 juta di antaranya muslim
- 4 partai dimiliki Rohingya, tak satu pun memiliki wakil di parlemen
- 5 anggota legislatif dari Rohingya, semuanya dari USDP yang disokong Junta Militer
- 200 ribu (Arab Saudi)
- 10 ribu (Uni Emirat Arab)
- 350 ribu (Pakistan)
- 40 ribu (India)
- 1.000 (Indonesia)
- 150 ribu (Malaysia)
- 750 ribu (Bangladesh)
Perempuan Rohingya
- 16-17 tahun, usia pernikahan perempuan Rohingya
- 17 persen oleh perantara
- 42 persen suami dipilihkan oleh keluarga
- 41 persen oleh perempuan sendiri
- 18 tahun, rata-rata usia melahirkan perempuan Rohingya
- 45% di antara mereka mendapat pendidikan
- 39%tingkat literasi mereka
*survei terhadap 85 perempuan Rohingya yang mengungsi ke Malaysia, India, dan Indonesia pada Oktober-November 2016
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo