Saya ingin menanggapi tulisan "Kentongan Roda Bergigi" (TEMPO, 27 Juni 1992, Nasional). Begini, ketika Rotary Club berdiri pada tahun 1905, pertemuan diadakan secara bergilir di tempat para anggota. Jadi, semacam arisan. Tapi karena jumlah anggota Rotary Club semakin meningkat, diperlukan tempat-tempat pertemuan yang tetap, yang dapat memberikan kenyamanan. Dalam pertemuan seminggu sekali itu, diusahakan agar terjalin keakraban sesama anggota. Ini akan mendorong kerja sama yang baik dalam menjalankan program-program Rotary, yakni menolong mereka yang kurang beruntung. Angota Rotary memang bukan orang sembarangan. Rotarian di seluruh dunia adalah individu yang mempunyai latar belakang berbeda. Tujuan perkumpulan, agar pengalaman mereka yang berbeda dapat memperluas visi Rotary Club. Itu sebabnya seorang Rotarian bisa saja seorang pejabat, pengusaha, pengacara, dokter, ataupun intelektual. Yang penting mereka semua berhasrat untuk berbakti kepada masyarakat dan bersedia mengorbankan waktu, tenaga, daya pikir, dan kadang kala dana untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan sekelilingnya. Hasrat ini adalah kriteria utama menjadi anggota dan lebih penting dan berharga daripada kekayaan dan harta. Karena itu, tak semua orang mau menjadi anggota Rotary Club. Jumlah anggota pada tiaptiap klub dan jumlah klub itu sendiri tidak terbatas, malahan diusahakan terus berkembang. Banyak anggota, banyak pula yang bisa diikhtiarkan. Sekarang sudah ada 65 klub di Indonesia, tersebar dari Medan sampai Rantepao, dengan sekitar 1.600 anggota. Motto Rotary: service above self, bakti tanpa pamrih. Caranya bukan seperti "sinterklas yang mengedrop harta untuk orang-orang kere", melainkan melalui empat alternatif: 1. Club service, bertujuan meningkatkan persahabatan antaranggota. 2. Vocational service, kegiatan yang antara lain meningkatkan etik kerja, menghargai pekerjaan yang berguna, dan memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan individu untuk mengatasi kesulitan masyarakat. 3. Community service, kegiatan yang dapat memperbaiki cara dan taraf hidup masyarakat. 4. International service, menjalin kerja sama dengan Rotary Club di seluruh dunia. Jadi, usaha Rotary Club bukan sekadar menjadi sinterklas. Dan tanggung jawabnya terlalu berat untuk "para kapitalis yang hobinya berhura-hura". TR. TJOET RACHMAN Governor 1992 Rotary International District 3400
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini