Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Apakah menurut Anda SBY harus turun tangan mengenai tudingan pengkhianat bangsa terhadap B.J. Habibie?
(11-18 Desember 2012) |
||
Ya | ||
40,15% | 375 | |
Tidak | ||
58,14% | 543 | |
Tidak Tahu | ||
1,71% | 16 | |
Total | (100%) | 934 |
Yahoo Indonesia
Apakah menurut Anda SBY harus turun tangan mengenai tudingan pengkhianat bangsa terhadap B.J. Habibie?
(11-18 Desember 2012) |
||
Ya | ||
63% | 3.243 | |
Tidak | ||
33% | 1.699 | |
Tidak Tahu | ||
4% | 239 | |
Total | (100%) | 5.181 |
Elite politik Malaysia mungkin memang tak perlu belajar demokrasi dari Indonesia. Yang mereka lihat dari seberang Selat Malaka adalah hiruk-pikuk dan kekacauan. Di Senayan, anggota Dewan Perwakilan Rakyat lebih sibuk berpelesir ke luar negeri ketimbang memperjuangkan hak rakyat. Partai politik jadi kendaraan petualang yang gemar memainkan anggaran untuk kepentingan kantongnya sendiri. Lembaga peradilan berisi hakim yang bisa mengubah putusan seenak perut. Maka tak perlu heran ketika Zainudin Maidin, bekas Menteri Penerangan dan Pemimpin Redaksi Koran Utusan Malaysia, terang-terangan menyampaikan antipati. Ketika mantan presiden B.J. Habibie berpidato mengenai transisi demokrasi di Universitas Selangor, Zainudin murka. Dia menuding Habibie—dan Presiden Indonesia setelahnya, Abdurrahman Wahid—mencoba mengajarkan demokrasi kepada Malaysia. Yang jadi masalah adalah pilihan kata Zainudin yang kasar dan terkesan merendahkan. Menuding Habibie sebagai pengkhianat bangsa jelas salah dan tidak pada tempatnya. Tapi perlukah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sampai turun tangan? Dalam hal ini, sikap publik mendua. Di Tempo.co, separuh lebih pembaca menganggap tak perlu. Sedangkan di Yahoo!, lebih dari 60 persen pembaca berpandangan sebaliknya. Yudhoyono sendiri memutuskan mengangkat masalah ini dalam pembicaraannya dengan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak pekan lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
Edisi 24 Maret 2014 PODCAST REKOMENDASI TEMPO surat-pembaca surat-dari-redaksi angka kutipan-dan-album kartun etalase event Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Asas jurnalisme kami bukan jurnalisme yang memihak satu golongan. Kami percaya kebajikan, juga ketidakbajikan, tidak menjadi monopoli satu pihak. Kami percaya tugas pers bukan menyebarkan prasangka, justru melenyapkannya, bukan membenihkan kebencian, melainkan mengkomunikasikan saling pengertian. Jurnalisme kami bukan jurnalisme untuk memaki atau mencibirkan bibir, juga tidak dimaksudkan untuk menjilat atau menghamba ~ 6 Maret 1971 Jaringan Media © 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum |